Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selama Impunitas Masih Diproteksi, Penyimpangan TNI Akan Berlanjut

Kompas.com - 04/06/2013, 10:58 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kekerasan hingga pembunuhan oleh anggota TNI, khususnya TNI Angkatan Darat diyakini akan terus terjadi selama pemerintah masih memproteksi impunitas TNI. Oleh karena itu, langkah pergantian Kepala Staf TNI AD pun diragukan dapat memperbaiki internal TNI AD.

"Sepanjang impunitas TNI masih diproteksi rezim ini, maka kejadian-kejadian serupa akan terus berlanjut," kata anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Eva Kusuma Sundari ketika dihubungi, Selasa (4/6/2013) saat dimintai tanggapan mengenai pembunuhan warga sipil Rido Hehanusa (33) di Semarang, Jawa Tengah, yang diduga dilakukan oleh enam orang anggota TNI AD dari Batalyon Infateri 400/Raider Kodam IV Diponegoro.

Dalam kasus ini, Detasemen Polisi Militer IV/5 Semarang masih melakukan penyelidikan. Selain itu, sebelumnya, TNI AD disorot atas rentetan penyimpangan, mulai dari pembakaran Polres Ogan Komering Ulu di Sumatera Selatan, pembunuhan empat tahanan di Lapas Cebongan di DI Yogyakarta, sampai penganiayaan staf PDI Perjuangan di Kantor DPP PDIP di Jakarta.

Eva menyinggung sikap pemerintah yang menolak meratifikasi statuta Roma, menolak penuntasan Rancangan Undang-Undang Peradilan Militer, dan menolak rekomendasi DPR untuk kasus orang hilang. Eva menilai, sikap tersebut menunjukkan bahwa pemerintah sengaja memelihara impunitas TNI beserta segala eksesnya.

"Pantas jika Indonesia punya record buruk di penegakan HAM. Presiden proimpunitas karena semua penyebab impunitas dipertahankan," kata politisi PDI Perjuangan itu.

Eva juga meragukan akuntabilitas peradilan militer sehingga tidak membuat efek jera. Apalagi, lanjut Eva, ada masalah lain di TNI seperti kesejahteraan anggota dan kesalahan pendidikan prajurit.

"Pendidikan menanamkan superioritas tanpa pengawasan yang ketat menjadi sempurna ketika ada jaminan impunitas dari negara," pungkas Eva.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com