Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahfud MD: Penegak Hukum yang Lahir di Era Reformasi Berjalan Baik

Kompas.com - 25/05/2013, 17:13 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD mengatakan, lembaga penegak hukum yang lahir di era reformasi berjalan dengan baik. Ia mencontohkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hingga Mahkamah Konstitusi (MK) yang dinilainya telah menunjukkan kinerja yang baik.

"Institusi yang baru bagus. Misalnya KPK, MK, PPATK, KY, itu anak kandung reformasi. Anak kandung reformasi itu relatif bagus kerjanya," kata Mahfud, dalam diskusi 'Refleksi Hukum dan Politik 15 Tahun Perjalanan Reformasi', di Gedung Joang 45, Jakarta Pusat, Sabtu (25/5/2013).

Menurut Mahfud, lembaga hukum yang belum berjalan dengan baik di antaranya institusi kepolisian dan kejaksaan. Hal ini menyebabkan kepercayaan masyarakat pada penegak hukum pun menurun. Ia mengungkapkan, kedua lembaga itu harus segera dibenahi.

"Lembaga konvensional artinya di mana-mana harus ada itu. Jadi diperbaiki ke dalam dengan cara leadership, penataan struktur, penyeleksian personel," kata Mahfud.

"Secara kuantitatif lebih banyak orang yang baik di Polri dan Kejaksaan banding yang tidak baik. Hanya sayangnya yang tidak baik ini banyak menempati tempat strategis dan penentu," ujarnya.

Selama 15 tahun reformasi di Indonesia, Mahfud menilai, pada periode 1998 hingga akhir tahun 2001 atau 2002 itulah hukum lahir dengan baik dan mendukung demokrasi di Indonesia. Namun, setelah tahun itu, kerangka hukum tidak jelas.

"Kerangka hukum tidak jelas, kepemimpinan tidak lancar. Oleh karena itu menjadi distrust, kehilangan kepercayaan publik," katanya.

Mahfud khawatir, jika hal itu terus bergulir akan timbul disintegrasi dan sulit menyatukan hubungan antar masyarakat. "Dikhawatirkan ini terlalu lama disintegrasi. Kalau sudah disintegrasi digabungkan lagi susah," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com