Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uang Fathanah Dipakai Vitalia untuk Suntik Vitamin C

Kompas.com - 17/05/2013, 13:51 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengacara Vitalia Shesya, Rakhmat Jaya, mengatakan, kliennya kerap bertemu dengan Ahmad Fathanah di sejumlah hotel berbintang lima di Jakarta. Setiap bertemu, kliennya mengaku kerap diberikan sejumlah uang oleh tersangka kasus dugaan korupsi dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) pengaturan kuota impor daging sapi di Kementerian Pertanian tersebut.

Uang yang diberikan teman dekat mantan Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq, itu bervariasi. Mulai dari Rp 3 juta, Rp 5 juta, Rp 10 juta, hingga yang terbesar Rp 25 juta. Jika diakumulasikan, maka jumlah uang yang diterima Vitalia mencapai angka Rp 100 juta.

Uang itu, kata Rakhmat, dipakai kliennya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dia dan anak-anaknya, serta untuk mempercantik dirinya dengan suntik vitamin C. "Yang terbesar Rp 25 juta. Itu katanya untuk operasi usus buntu," kata Rakhmat di Gedung KPK, Jumat (17/5/2013).

Selain uang, Fathanah juga kerap memberikan sejumlah barang mewah kepada Vitalia, seperti jam tangan Chopard senilai Rp 70 juta dan Honda Jazz bernomor polisi B 15 VTA. Bahkan, tutur Rakhmat, kliennya juga pernah diberikan berlian senilai Rp 90 juta.

"Tapi berlian itu akhirnya dijual seharga Rp 30 juta untuk biaya keperluan hidupnya," ungkapnya.

Rakhmat mengungkapkan, hubungan klienya dengan suami penyanyi dangdut Sefti Sanustika itu cukup dekat. Dalam setiap kali pertemuan, Fathanah tidak hanya memberikan Vitalia sejumlah uang dan barang. Dia juga diketahui dekat dengan dua anak Vitalia yang kerap diajak jika mereka bertemu.

"Kalian tahu hubungan kedekatan yang sangat dekat. Silakan terjemahkan sendiri," katanya.

Rakhmat mengatakan, meski Vitalia telah mengungkapkan yang sebenarnya kepada penyidik KPK, tidak serta-merta kliennya akan menyerahkan uang yang telah diberikan Fathanah ke KPK. Dikatakan dia, uang tersebut telah habis untuk membiayai keperluan hidupnya.

"Kalau saya bilang mau mengembalikan, maka saya harus jual diri lagi," kata Rakhmat menirukan pernyataan Vitalia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

    Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

    Nasional
    Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

    Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

    [POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

    Nasional
    Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

    Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

    Nasional
    PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

    PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

    Nasional
    Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

    Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

    Nasional
    PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

    PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

    Nasional
    ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

    ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

    Nasional
    Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

    Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

    Nasional
    PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

    PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

    Nasional
    Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

    Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

    Nasional
    Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

    Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

    Nasional
    Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

    Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

    Nasional
    Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

    Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com