Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu Kota Dipindah, Ini Komentar JK

Kompas.com - 18/01/2013, 13:36 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla atau akrab disapa JK menilai wacana pemindahan ibu kota negara sebaiknya tidak menjadi prioritas. Menurut JK, perbaikan infrastruktur secara menyeluruh di Jakarta dan kota sekitarnya yang menjadi prioritas.

"Solusinya bukan pindah ibu kota, tapi perbaiki infrastruktur di Jakarta," kata JK seusai bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (18/1/2013).

JK mengatakan, tentu sulit untuk memindahkan ibu kota. Selain mencari daerah yang cocok, menurut JK, tidak mudah memindahkan sumber daya manusia yang telah bekerja di instansi pemerintah pusat.

"Pindah kantor gampang, pindah orangnya gimana? Kalau pegawai pusat di Jakarta, katakanlah 200.000 orang, atau berapalah, itu bagaimana caranya mindah orang? Tidak semudah itu. Paling kantor-kantor baru bergeser, itu bisa saja. Tapi pindahkan ibu kota ke kota lain bukan pekerjaan mudah," kata JK.

Menurut JK, sebaiknya perbaiki semua infrastruktur yang dapat mencegah banjir, seperti melebarkan aliran Sungai Ciliwung. Menurut dia, tidak akan berguna jika ibu kota dipindah tetapi masalah Jakarta tak terselesaikan.

"Yang kita hindari kekumuhannya, kemacetannya, banjirnya diselesaikan. Bukan ibu kotanya diselesaikan. Jangan balik pikiran," kata politisi senior Partai Golkar itu.

Perbaikan infrastruktur itu, JK menambahkan, harus diselesaikan dalam waktu dekat. Jangan menunggu musim hujan berlalu lantaran pihak-pihak terkait akan melupakan.

Seperti diberitakan, Presiden menetapkan Jakarta Siaga 1 setelah puluhan ribu rumah, beberapa fasilitas publik, Balaikota, bahkan Istana Negara terendam, Kamis kemarin. Lumpuhnya aktivitas di Ibu Kota ini terjadi setelah tanggul Kanal Barat jebol di Jalan Latuharhary, Jakarta Pusat.

Akibatnya, air kanal yang seharusnya dialirkan ke laut membanjiri sebagian kawasan Menteng, Tanah Abang, dan Jalan Thamrin. Tanggul jebol sepanjang 50 meter itu mengakibatkan paling tidak 2 juta meter kubik air kanal membanjiri kawasan pusat Jakarta. Jebolnya tanggul juga menyebabkan jaringan kereta api dua arah terputus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Nasional
Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Nasional
Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Nasional
Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Nasional
Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Nasional
JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Tanggapi Luhut soal Orang 'Toxic', Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Tanggapi Luhut soal Orang "Toxic", Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Nasional
Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Nasional
Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim 'Red Notice' ke Interpol

Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim "Red Notice" ke Interpol

Nasional
Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Nasional
Anggap 'Presidential Club' Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Anggap "Presidential Club" Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Nasional
Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Nasional
Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Nasional
KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat 'Presidential Club'

Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat "Presidential Club"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com