Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KNKT: Tak Ditemukan Kerusakan Sistem di Sukhoi

Kompas.com - 18/12/2012, 12:54 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengumumkan final report investigasi kecelakaan pesawat Sukhoi RRJ-95B dengan nomor registrasi 97004 di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat. Dari hasil paparan, dapat ditarik kesimpulan bahwa kecelakaan pesawat yang dikenal dengan Sukhoi Superjet (SSJ) 100 itu terjadi bukan karena adanya kerusakan sistem.

Pemimpin Tim Invsetigasi In Charge (IIC) Marjono Siwosuwarno mengatakan, dari hasil pemeriksaan dalam memori modul di kedua black box SSJ 100 tidak ditemukan adanya kerusakan sistem. Kedua black box, cockpit voice recorder (CVR), dan flight data recorder (FDR) ditemukan dalam keadaan hangus, tetapi masih dapat di-download memori modulnya dengan cukup baik.

CVR ditemukan pada 15 Mei 2012 berisi dua jam rekaman percakapan, dan FDR ditemukan pada 31 Mei 2012 berisi 150 jam rekaman dari 471 parameter. Dari hasil percakapan, kata Sumarjono, pilot pesawat naas itu sempat melakukan komunikasi untuk meminta izin membuat orbit (lingkaran) dan turun ke ketinggian 6.000 kaki dari ketinggian sebelumnya yang mencapai 10.000 kaki.

Pilot pun membuat orbit dan menurunkan ketinggian setelah mendapat izin dari petugas lalu lintas udara. Namun, belum tuntas membuat orbit, ada beberapa peringatan yang terus berulang karena pesawat berada di ketinggian yang sangat rendah dan agar kembali ke Bandar Udara Halim Perdanakusuma.

Terakhir, peringatan yang tak pernah digubris menandakan bahwa pesawat telah berada di ketinggian 800 feet (mirip posisi landing) dengan keadaan belum membuka roda untuk mendarat dan melesat ke arah selatan (keluar dari jalur orbit).

"Bayangkan saat itu ada di atas gunung dengan kondisi langit yang tebal. Sebenarnya tabrakan bisa dihindari bila 24 detik sebelum tabrakan dilakukan recovery oleh pilotnya," kata Marjono di Aula KNKT, Gedung Kementerian Perhubungan, Jakarta, Selasa (18/12/2012).

Sementara itu, Ketua KNKT Tatang Kurniadi menjelaskan bahwa hasil investigasi ini disampaikan ke publik sebagai bentuk keterbukaan. Ia menegaskan, hasil investigasi ini bukan merupakan tuntutan dan semuanya telah dilakukan sesuai asas yang berlaku di seluruh dunia.

"Nanti kita upload ke internet bersamaan pada saat pihak Rusia meng-upload-nya tiga jam setelah informasi ini diberikan," kata Tatang.

Seperti diketahui, pesawat SSJ 100 tersebut hilang saat melakukan demo terbang dari Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (9/5/2012) siang. Demo terbang tersebut menjadi bagian dari tur promosi pesawat penumpang terbaru buatan pabrikan pesawat Sukhoi dari Rusia ke beberapa negara Asia.

Pesawat berbadan besar itu dijadwalkan melakukan dua kali penerbangan pada hari itu. Setelah selamat pada penerbangan pertama, pesawat kemudian tinggal landas untuk penerbangan kedua sekitar pukul 14.12 WIB. Pesawat dijadwalkan terbang ke arah kawasan Palabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, kemudian memutar kembali ke Bandara Halim Perdanakusuma.

Setelah 21 menit tinggal landas, pesawat itu tiba-tiba hilang dari radar. Kontak terakhir terjadi saat pilot meminta izin ke menara pengendali lalu lintas udara untuk menurunkan ketinggian pesawat dari 10.000 kaki (3.048 meter) ke 6.000 kaki (1.829 meter). Pesawat berpenumpang ini sedang ditawarkan ke maskapai penerbangan di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

    Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

    Nasional
    Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

    Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

    Nasional
    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Nasional
    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Nasional
    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Nasional
    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Nasional
    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Nasional
    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Nasional
    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

    Nasional
    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

    Nasional
    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com