Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri: Terduga Teroris Poso Jaringan Santoso

Kompas.com - 03/11/2012, 13:49 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dua terduga teroris yang ditangkap Tim Densus 88 Antiterori adalah Yasin alias MY dan Kholid alias K. keduanya juga diduga terkait jaringan teroris yang paling dicari aparat kepolisian, yakni Santoso.

Selain itu, menurut Kepala Biro Penerangan Umum Polri Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar, keduanya juga diduga turut andil dalam rangkaian teror di Palu.

"Mereka yang ditangkap terkait kelompok teror terdahulu, khususnya terkait DPO Santoso dan beberapa mereka yang merencanakan aksi teror maupun yang telah dilakukan di Palu dan perampokan bank," kata Boy dalam jumpa pers yang dilakukan di Mabes Polri, Sabtu (3/11/2012).

Santoso adalah buronan teroris paling dicari saat ini. Anggota Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) itu diduga terlibat dalam sejumlah aksi teror termasuk dalam aksi penembakan tiga anggota Polisi di BCA Palu pada 25 Mei 2011.

Ia juga sempat memimpin pelatihan teroris di Poso. Pelatihan teroris di Poso kemudian melahirkan sel-sel teroris baru seperti Thorik dan kawan-kawan yang terkait dengan jaringan Solo.

Terakhir, polisi menangkap Imron yang merupakan kurir dari jaringan Santoso di Jalan Kangkung Kelurahan Balaroa, Kota Palu, Sulawesi Tengah pada Senin (8/10/2012) lalu. Imron berperan mencari dan membeli senjata api untuk mendukung pelatihan yang dipimpin Santoso tersebut.

Pria kelahiran 26 Januari 1986 itu juga melakukan fai (mencari dana dengan menghalalkan segala cara) berulang kali di wilayah Sulawesi Tengah atas perintah Santoso. Setelah melakukan pengembangan jaringan Santoso, polisi kemudian menangkap Tomo alias Yasin alias MY dan juga Kholid alias K di Kota Poso, Sulawesi Tengah pada Sabtu pagi ini. K tewas ditembak aparat kepolisian saat melempar bom pipa ke arah aparat. Jenazah K akan diotopsi di Palu.

"Saat ini jenazah dibawa ke Palu untuk dilakukan langkah-langkah otopsi. Kemudian masyarakat di tempat lokasi penangkapan juga dilakukan penggeledahan dan upaya penyitaan terhadap barang-barang yang diduga terkait sarana, peralatan, atau bahan material yang dimanfataakan kegiatan perencanaan aksi teroris," imbuh Boy.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

     PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

    PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

    Nasional
    LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

    LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

    Nasional
    MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

    MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

    Nasional
    PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

    PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

    Nasional
    Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

    Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

    Nasional
    Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

    Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

    Nasional
    'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

    "Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

    Nasional
    Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

    Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

    Nasional
    Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

    Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

    Nasional
    Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

    Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

    Nasional
    Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Nasional
    PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

    PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

    Nasional
    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Nasional
    Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

    Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com