JAKARTA, KOMPAS.com - Budayawan Betawi Ridwan Saidi, yang juga merupakan mantan anggota DPR dari Partai Persatuan Pembagunan (PPP) pada masa Orde Baru mengungkapkan bahwa kini masa kejayaan partai Islam sudah berakhir. Banyak pemilih partai Islam beralih ke partai nasionalis.
Hal tersebut ditengarai karena banyaknya kader potensial partai Islam yang terjerat kasus korupsi. Kader partai Islam yang terjerat korupsi diantaranya adalah Wa Ode Nurhayati dari PAN dan Al Amin Nasution dari PPP.
"Banyak anggota dari parpol Islam pada korupsi. Itu kan tidak etis karena Islam itu sakral, jadi masa-masa kejayaan bagi parpol Islam sudah berakhir karena korupsi tadi," kata Saidi di Warung Daun Cikini, Jakarta, Sabtu (20/10/2012).
Ridwan mengatakan, selain korupsi, berakhirnya partai Islam juga disebabkan oleh pertengkaran antarsesama partai Islam. Selain itu, partai Islam menurutnya tidak ada yang menyajikan program prorakyat. Terlebih lagi, partai Islam tidak menampilkan tokoh nasional yang dapat dipercaya oleh masyarakat.
"Lihat saja Pilkada DKI itu banyak pemilih Islam tapi malah tokoh yang dari partai Islam malah kalah," katanya.
Selain itu, krisis kelembagaan Islam menurutnya berperan besar menggerus suara pemilih parpol-parpol islam. Ridwan mengatakan, jika hal itu tidak segera diperbaiki bukan tidak mungkin ke depan partai-partai Islam bakal.gulung tikar.
"Hal yang menentukan laku atau nggak laku parpol Islam, ya mereka sendiri. Seperti tiap kecamatan ada tidak 50 orang anggota, kalau berantem terus bikin caretaker mulu ya susah (berjaya lagi), mereka menggali liang lahat sendiri. Kita hanya bisa mendoakan," tandasnya.
Sebelumnya, survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang dirilis pada Minggu (14/10/2012) menyatakan, lima besar perolehan suara didominasi partai nasionalis. Secara berturut-turut, Golkar (21,0 persen), PDIP (17,2 persen), Demokrat (14,0 persen), Gerindra (5,2 persen), dan Nasdem (5,0 persen) berada pada kisaran lima besar.
Sedangkan empat partai Islam yang bercokol di parlemen yakni PKS, PAN, PKB, dan PPP dalam hasil survei LSI diprediksi terlempar dari lima besar. "Jika pileg (pemilihan legislatif) digelar hari ini, tidak ada satu pun parpol Islam yang masuk lima besar perolehan suara. Capaian ini adalah yang terburuk sejak pemilu pertama pada 1955 digelar," ujar peneliti LSI, Adjie Al Alfarabi di Warung Daun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.