Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Tahan 9 Tersangka Teroris Al Qaeda Indonesia

Kompas.com - 29/09/2012, 14:58 WIB
Dian Maharani

Penulis

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Polri secara resmi menahan sembilan tersangka teroris yang menamakan kelompoknya Al Qaeda Indonesi. Sembilan orang itu kini mendekam di rumah tahanan Markas Korps Brimob, Kelapa Dua Depok, Jawa Barat.
 
"Setelah dilakukan pemeriksaan secara mendalam, maka ada sembilan pelaku yang memenuhi unsur untuk ditahan. Saat ini seluruh tahanan ditempatkan  rutan Kelapa Dua, Depok, untuk proses penyidikan selanjutnya," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar melalui pesan singkat, Sabtu (29/9/2012).
 
Sembilan orang yang ditahan itu adalah tersangka teroris yang ditangkap Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri di Solo, Poso, dan Kalimantan pada akhir pekan lalu. Mereka menyusul Muhammad Thorik (32) dan kawan-kawannya yang lebih dulu ditangkap.

Mereka yang ditahan adalah Badri Hartono Alias Toni (45) yang ditangkap di Jalan Belimbing, depan Masjid Al-Huda, Solo, Sabtu pekan lalu. Badri pemimpin jaringan kelompok Al Qaeda Indonesia. Ia diketahui sebagai anak buah Bagus Budi Pranoto alias Urwah. Urwah merupakan pengikut Noordin Mohammad Top yang terlibat kasus pengeboman Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz-Carlton beberapa tahun silam.  Urwah sendiri sebelumnya pernah dihukum 3 tahun 6 bulan penjara pada 2004 karena terbukti menyembunyikan teroris berkewarganegaran Malaysia Noordin M Top di Surabaya. Urwah bersama Noordin M Top akhirnya tewas dalam penyergapan tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri di Solo tahun 2009.
 
Badri mahir merakit bom karena ikut berlatih di Poso, Sulawesi Tengah. Ia juga mengajari Thorik merakit bom. Thorik akhirnya  menyerahkan diri di Pos Pol Jembatan Lima, Jakarta Barat, Minggu (9/9/2012).
 
Badri merekut delapan orang lain yang semuanya kini ditahan yaitu Rudi Kurnia Putra (45) alias Pak Tuwek. Rudi ditangkap di depan Solo Square begitu turun dari bis asal Cilacap, Sabtu lalu. Rudi mampu merakit bom dan dirumahnya ditemukan beberapa bom rakitan setengah jadi.

Tersangka ketiga yang ditahan adalah Kamidi (43), ditangkap di rumahnya di Desa Griyan RT 07 RW 10, Kelurahan Pajang, Solo, Sabtu lalu. Di rumahnya juga ditemukan sejumlah bahan peledak.

Setelah Kamidi ada Fajar Novianto (18) yang masih duduk di bangku sekolah. Ia ditangkap di Solo, juga pada Sabtu lalu. Tersangka lain bernama Barkah Nawa Saputra (24) alias Wawa alias Robot yang ditangkap di rumahnya di Jalan Kentingan RT 02, RW 11, Jebres, Jawa Tengah.

Tersangka keenam bernama Triyatano (29) yang ditangkap di Pasar Harjodaksino dan tersangka ketujuh adalah Arif Pamungkas (18) alias Anggri yang sempat melarikan diri dari Solo hingga akhirnya ditangkap di perbatasan Desa Cobra dengan Desa Bloyang, Kecamatan Belimbing Hulu, Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat, hari Minggu lalu.
 
Tersangka kedelapan yaitu Joko Tri Priyanto (45) alias Joko Jihad alias Joko Parkit. Ia ditangkap di Mondokan, Kampung Laweyan, Surakarta, hari Minggu lalu. Joko Parkit dikenal sebagai pemimpin Kelompok Laweyan, basis pendukung Noordin M Top di wilayah Solo. Sama seperti Urwah, Joko bebas tahun 2007, setelah sebelumnya dihukum 3,5 tahun penjara karena menyembunyikan Noordin M Top seusai peledakan bom bunuh diri di Kedutaan Besar Australia.

Tersangka kesembilan yang ditahan adalah Wendy Febriangga alias Hasan (30), yang ditangkap sesaat setelah ia mendarat di Pelabuhan Pantoloan, Palu, Sulawesi Tenggara, Kamis lalu. Ia mengaku kabur dari Solo, lalu naik kapal dari Surabaya, Jawa Timur hingga ke Palu. Wendy mengaku hendak bertemu kelompok lainnya di Palu. Keahlian Wendy membuat bom didapatnya saat mengikuti pelatihan di Poso dari kelompok pimpinan Santoso, teroris paling dicari yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) polisi. Anggota Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) itu diduga terlibat dalam sejumlah aksi teror termasuk dalam aksi penembakan tiga anggota Polisi di BCA Palu pada 25 Mei 2011.
 
Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan, Polri akhirnya membebaskan tiga orang lainnya yakni Indra Vitrianto (30), Nopem Biarso (46) dan Sutri. "Mereka tidak cukup bukti untuk ditahan dan hanya diperiksa sebagai saksi," terang Boy.
 
Dari rentetan penangkapan dan penggeledahan di Jakarta, Depok, hingga Solo polisi menemukan sejumlah barang bukti berupa senjata, belasan detonator, pupuk urea, belerang, bom cair nitrogliserin, empat bom pipa aktif, black powder, dan bahan peledak lainnya. Target teror kelompok ini diduga tak hanya kepolisian, tapi juga area publik atau kelompok masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

UPDATE BNPB: 19 Orang Meninggal akibat Banjir Bandang di Agam Sumbar

UPDATE BNPB: 19 Orang Meninggal akibat Banjir Bandang di Agam Sumbar

Nasional
KNKT Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Fokus pada Kelayakan Kendaraan

KNKT Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Fokus pada Kelayakan Kendaraan

Nasional
Partai Buruh Berniat Gugat Aturan Usung Calon Kepala Daerah ke MK

Partai Buruh Berniat Gugat Aturan Usung Calon Kepala Daerah ke MK

Nasional
Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

Nasional
Jemaah Haji Mulai Diberangkatkan, Fahira Idris: Semoga Sehat, Selamat, dan Mabrur

Jemaah Haji Mulai Diberangkatkan, Fahira Idris: Semoga Sehat, Selamat, dan Mabrur

Nasional
Jemaah Haji Gelombang Pertama Tiba di Madinah, Disambut Meriah

Jemaah Haji Gelombang Pertama Tiba di Madinah, Disambut Meriah

Nasional
Jokowi Diminta Tak Cawe-cawe Pemilihan Capim KPK

Jokowi Diminta Tak Cawe-cawe Pemilihan Capim KPK

Nasional
PBNU: Pratik Haji Ilegal Rampas Hak Kenyamanan Jemaah

PBNU: Pratik Haji Ilegal Rampas Hak Kenyamanan Jemaah

Nasional
Prabowo Disebut Bisa Kena Getah jika Pansel Capim KPK Bentukan Jokowi Buruk

Prabowo Disebut Bisa Kena Getah jika Pansel Capim KPK Bentukan Jokowi Buruk

Nasional
Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

Nasional
Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

Nasional
Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Nasional
Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Nasional
Partai Negoro Resmi Diluncurkan, Diinisiasi Faizal Assegaf

Partai Negoro Resmi Diluncurkan, Diinisiasi Faizal Assegaf

Nasional
Tinjau TKP Kecelakaan Maut Bus di Subang, Kakorlantas: Tak Ditemukan Jejak Rem

Tinjau TKP Kecelakaan Maut Bus di Subang, Kakorlantas: Tak Ditemukan Jejak Rem

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com