Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PAN: Menghukum Koruptor Tidak Harus Penjara

Kompas.com - 17/07/2012, 22:49 WIB
Aditya Revianur

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional Tjatur Sapto Edi mengungkapkan bahwa menghukum seorang koruptor tidak harus dengan hukuman kurungan atau penjara karena pemerintah sudah mengeluarkan uang banyak untuk penjara.

Solusi alternatif dari menghukum seorang koruptor dapat ditempuh dengan hukuman kerja sosial.

"Menghukum koruptor itu bisa dengan kerja sosial. Koruptor itu bisa disuruh mengentaskan buta huruf, hal yang lebih bermanfaat lebih banyak untuk umat. Kalau dipenjara maka negara mengeluarkan uang banyak lagi untuk mengurusi penjara," ujar Tjatur Sapto Edhi, Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional di Cikini, Jakarta, Selasa (17/7/2012).

Tjatur mengungkapkan hal tersebut mengingat putusan kasasi Mahkamah Agung (MA) yang tidak menjatuhkan hukuman penjara kepada Agus Siyadi yang mempergunakan dana Alokasi Dana Desa (ADD) tidak sesuai peruntukannya sebesar Rp 5,795 juta.

Menurut pendapatnya, orang seperti Agus tersebut harus dihukum. Hukuman paling tepat menurutnya bisa dengan melakukan kerja sosial.

"Saya tidak setuju kalau orang korupsi Rp 5 juta tidak dihukum, setiap orang yang melakukan aksi korupsi itu harus dihukum. Tidak harus dipenjara, tetapi orang (korupsi) dihukum itu harus. Koruptor bisa dihukum dengan kerja sosial kok," tambahnya.

Dirinya turut pula mengungkapkan bahwa nilai korupsi sebesar Rp 5,795 juta rupiah tersebut tidak kecil juga. Dirinya mengatakan bahwa MA harus me-review, melihat supaya itu tidak terjadi lagi.

Terobosan MA dengan mengedepankan asas keadilan menurutnya bagus tapi penegakan korupsi tidak dapat pandang bulu, tebang pilih. Orang yang terbukti korupsi harus dihukum entah itu hukumannya seperti apa.

"Pak Hatta Ali (Ketua Mahkamah Agung) dan ketua muda pengawasan harus mereview keputusan seperti itu supaya tidak terjadi lagi. Jadi ke depan banyak sekali yang harus diperbaiki dalam internal MA," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Hadapi Masa Sulit Dianggap Momen Puan dan Prananda Asah Diri Buat Regenerasi

PDI-P Hadapi Masa Sulit Dianggap Momen Puan dan Prananda Asah Diri Buat Regenerasi

Nasional
Risma Minta Lansia Penerima Bantuan Renovasi Rumah Tak Ditagih Biaya Listrik

Risma Minta Lansia Penerima Bantuan Renovasi Rumah Tak Ditagih Biaya Listrik

Nasional
Tak Bisa Selamanya Bergantung ke Megawati, PDI-P Mesti Mulai Proses Regenerasi

Tak Bisa Selamanya Bergantung ke Megawati, PDI-P Mesti Mulai Proses Regenerasi

Nasional
Fraksi PDI-P Bakal Komunikasi dengan Fraksi Lain untuk Tolak Revisi UU MK

Fraksi PDI-P Bakal Komunikasi dengan Fraksi Lain untuk Tolak Revisi UU MK

Nasional
Jaksa KPK Hadirkan Sahroni dan Indira Chunda Thita dalam Sidang SYL Pekan Depan

Jaksa KPK Hadirkan Sahroni dan Indira Chunda Thita dalam Sidang SYL Pekan Depan

Nasional
Ketua MPR Setuju Kementerian PUPR Dipisah di Kabinet Prabowo

Ketua MPR Setuju Kementerian PUPR Dipisah di Kabinet Prabowo

Nasional
Baznas Tegas Tolak Donasi Terkoneksi Israel, Dukung Boikot Global

Baznas Tegas Tolak Donasi Terkoneksi Israel, Dukung Boikot Global

Nasional
Kejagung Tegaskan Tak Ada Peningkatan Pengamanan Pasca Kasus Penguntitan Jampidsus

Kejagung Tegaskan Tak Ada Peningkatan Pengamanan Pasca Kasus Penguntitan Jampidsus

Nasional
Ahli Sebut Jaksa Agung Bukan 'Single Persecution' dalam Kasus Korupsi

Ahli Sebut Jaksa Agung Bukan "Single Persecution" dalam Kasus Korupsi

Nasional
Sang Cucu Pernah Beri Pedangdut Nayunda 500 Dollar AS, Sumber Uang dari SYL-Indira Chunda

Sang Cucu Pernah Beri Pedangdut Nayunda 500 Dollar AS, Sumber Uang dari SYL-Indira Chunda

Nasional
Meski Ada Ahok, Demokrat Yakin Bobby Bisa Menangkan Pilkada Sumut

Meski Ada Ahok, Demokrat Yakin Bobby Bisa Menangkan Pilkada Sumut

Nasional
Istri SYL: Untuk Umrah Tagihannya Belum Datang, Jadi Kami Enggak Bayar

Istri SYL: Untuk Umrah Tagihannya Belum Datang, Jadi Kami Enggak Bayar

Nasional
PKB Temui Anies Pekan Depan, Bahas Pilkada Jakarta

PKB Temui Anies Pekan Depan, Bahas Pilkada Jakarta

Nasional
Pilkada Sumut, PKB Buka Komunikasi ke Bobby Nasution dan Edy Rahmayadi

Pilkada Sumut, PKB Buka Komunikasi ke Bobby Nasution dan Edy Rahmayadi

Nasional
Demokrat Lirik Duet Budi Djiwandono-Raffi Ahmad untuk Pilkada Jakarta

Demokrat Lirik Duet Budi Djiwandono-Raffi Ahmad untuk Pilkada Jakarta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com