JAKARTA, KOMPAS.com — Rencana Polri memberi gelar Bintang Bahayangkara Utama kepada Kepala Kepolisian Negara Malaysia Tan Sri Ismail bin Omar pada peringatan Hari Bahayangkara 1 Juli mendatang dinilai mengada-ada dan tidak pantas.
Penganugerahan tersebut bukan saja mencederai perasaan bangsa yang kerap dinistakan Pemerintah Malaysia, melainkan sekaligus menunjukkan wajah negara Indonesia yang semakin tidak terhormat menghadapi Malaysia.
Demikian dikatakan Ketua Dewan Direktur Sabang-Merauke Circle (SMC) Syahganda Nainggolan, di Jakarta, Kamis (10/5/2012) malam kepada Kompas.
Menurut Syahganda, tanda kehormatan berupa Bintang Bhayangkara Utama hanya patut diberikan bagi anak bangsa berprestasi, termasuk untuk putra negara sahabat yang mewakili lembaga bermoral.
Ia selanjutnya mengharapkan Polri membatalkan niat ataupun keputusan pemberian gelar kehormatan itu demi menjaga kemartabatan bangsa dan negara. Bahkan, semestinya, Pemerintah Indonesia menyeret pihak-pihak bertanggung jawab di Malaysia ke Mahkamah Internasional akibat pembataiannya terhadap TKI.
"Apa prestasi Kepala Kepolisian Malaysia itu sehingga perlu ditempatkan secara agung di Indonesia. Bagaimanapun, dia adalah tokoh tercela karena memimpin institusi para polisi nista yang membabi-buta menembaki para TKI selayaknya binatang buruan," ujarnya.
Selain menyebabkan tragedi berdarah atas kematian tiga TKI asal Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, yaitu Herman (34), Abdul Kadir Jaelani (25), serta Mad Noor (28), Sabtu (24/3/2012) dini hari di area Port Dickson, Negeri Sembilan, ulah memalukan kepolisian negara itu ternyata belum berhenti.
Pada Rabu (9/5/2012), mereka juga menangkap tiga wartawan Indonesia, yakni Ilham Khoiri (Kompas), Muhammad Fauzi (Media Indonesia), dan Zen Teguh Triwibowo (Sindo), terkait peliputan. Mereka menyertai kunjungan Dewan Perwakilan Daerah ke Malaysia sejak Senin (7/5/2012) untuk mengungkap penyebab penembakan sadis tiga TKI oleh polisi di Malaysia.
Meski ketiganya sudah dibebaskan, penangkapan dan penghalangan kerja wartawan seperti ini memang tidak bisa didiamkan saja.
"Ini baru sebagian kecil saja ulah bejat polisi Malaysia kepada warga negara Indonesia, di luar perilaku lain yang sering kali menistakan kehormatan bangsa kita," ujar Syahganda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.