Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Surat Penarikan Penyidik KPK Aneh

Kompas.com - 21/03/2012, 07:06 WIB
Khaerudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Surat penarikan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi oleh Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia dinilai aneh.

Dokumen surat penarikan yang ditemukan Kompas menyebut, surat dari Mabes Polri tersebut tak hanya menyebut nama dua penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi yang hendak ditarik, tetapi juga menyertakan nama penggantinya.

Seorang pejabat di KPK yang dikonfirmasi Kompas membenarkan kejanggalan tersebut. Dia mengatakan, dalam sejarahnya, surat penarikan penyidik oleh Mabes Polri tak pernah secara langsung menyebutkan nama penyidik penggantinya.

"Baru pertama kali ini ada, surat penarikan penyidik yang langsung disertai nama penggantinya. Ini janggal sekali," kata pejabat tersebut.

Kejanggalan lain, penyidik pengganti dalam surat tersebut merupakan perwira yang sekarang ini menjabat sebagai Wakil Kasatreskrim Polrestabes Makassar. Diduga perwira pengganti ini merupakan pesanan Ketua KPK Abraham Samad.

Abraham sebelumnya sempat diduga berada di balik pergantian tiga penyidik KPK yang tengah menangani kasus suap pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (DGS BI). Bahkan, ketiganya dikabarkan mengantongi sejumlah petunjuk yang bisa mengarahkan pihak bank yang menjadi sponsor suap dalam kasus ini. Namun Abraham membantah bahwa dirinya berada di balik penarikan ketiga penyidik KPK.

Menurut Abraham, justru dia yang mendorong agar Miranda Swaray Gultom ditetapkan sebagai tersangka. Terkait ketiga penyidik yang hendak ditarik ini memiliki petunjuk tentang siapa sponsor suap dalam kasus ini, Abraham mengatakan, KPK mendorong agar siapa pun yang berada di belakang kasus suap DGS BI ini diusut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Nasional
Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Nasional
Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Nasional
Soal 'Presidential Club', Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Soal "Presidential Club", Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Nasional
Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

Nasional
Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com