Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Didesak Usut Calo Anggaran DPR

Kompas.com - 13/06/2011, 17:58 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Indonesia Budget Center (IBC) akan melaporkan orang-orang yang diduga menjadi calo anggaran DPR ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Peneliti Indonesia Budget Center Arif Nur Alam mengatakan, mereka telah memiliki data yang siap diberikan pada lembaga antikorupsi itu.

"Saya kira KPK sudah mengetahui modus-modus dan calo ini bergerak. Kami lakukan investigasi sambil memperkaya data. Dari analisis kami sudah menunjukkan arah ke sana (percaloan anggaran). Terutama keterlibatan siapa dan siapa yang mendapatkan, berapa yang didapat dan berapa yang terlibat. Kami sudah identifikasi dan dalam waktu dekat ini kami akan berkoordinasi dengan KPK untuk bantu upaya KPK tuntaskan calo anggaran," ujar Arif di Jakarta, Senin (13/6/2011).

Arif mengatakan, gunung es calo anggaran terlihat ketika bergulirnya kasus dugaan suap Sesmenpora terkait proyek pembangunan wisma atlet Sea Games. Sejumlah nama anggota Badan Anggaran disebut terkait kasus itu. Arif juga menggarisbawahi anggota Badan Anggaran dari Partai Amanat Nasional Waode Nurhayati bahwa hampir semua anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR mengutip 7,5 persen hingga 15 persen besaran dana yang dialokasikan dari perubahan alokasi penyesuaian infrasutruktur daerah (DPID) dalam APBN 2011.

Arif menilai, penuturan Waode di media tersebut bisa menjadi pembuka tabir bagi KPK untuk menelusuri calo anggaran yang meraup keuntungan dari APBN. "Kami menuntut KPK agar segera melakukan penyelidikan terkait kasus dugaan calo anggaran, khususnya dana DPID tahun anggaran 2011. Buruknya penganggaran, menurut kami, akan menyuburkan praktik praktik kejahatan anggaran di parlemen," tukasnya.

Mereka yang terlibat dalam praktik calo anggaran, jelas Arif, berpotensi menyalahi ketentuan Pasal 3 Ayat 1 Undang-Undang No 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Secara garis besar, pasal itu menyebutkan keuangan negara seharusnya dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efektif, transparan, efisien dan bertanggung jawab pada rasa keadilan dan kepatutan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com