Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY: Saya Bukan Penakut dan Peragu

Kompas.com - 09/06/2011, 15:37 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan, dirinya bukan tipe pemimpin yang penakut dan peragu. Hanya saja, ia terkadang memilih mengalah dalam konflik politik.

"Sekali-kali saya berkompromi, sekali-kali saya lebih baik membangun konsensus. Bukan saya ragu atau tidak berani, tetapi karena saya tidak ingin konflik makin menjadi-jadi. Benturan politik itu pada akhirnya dapat membawa negara kita persis seperti situasi 11, 12, atau 13 tahun yang lalu. Itu agar politik tidak terlalu panas," tutur Yudhoyono saat menyampaikan kuliah kepresidenan bertajuk "Kepemimpinan" pada acara "Indonesia Young Leaders Forum" di Ritz Carlton, Jakarta, Kamis (9/6/2011).

Di hadapan para pemimpin muda, jajaran anggota Kabinet Indonesia Bersatu Kedua, pengurus DPP Hipmi, dan media massa, Presiden menyatakan lebih menitikberatkan kerja sama dan kemitraan dalam menyelesaikan permasalahan politik di Indonesia. Presiden tak menginginkan terjadi konfrontasi dalam penyelesaian politik di Indonesia.

Menurut dia, itulah gaya, pilihan, dan kepercayaannya dalam memimpin. Presiden juga mengakui terkadang bersikap pragmatis. Menurut Yudhoyono, bersikap pragmatis bukan berarti tak memiliki visi. Ia kemudian mengajak pemerintah dan rakyat untuk bersama-sama melihat tujuan dan sasaran jangka menengah dan jangka panjang Indonesia.

Presiden juga menyadari banyaknya kritik yang diarahkan kepada dirinya selama memimpin Indonesia. Ia menyatakan percaya pada reformasi, bukan revolusi. Pasalnya, kata dia, reformasi memungkinkan pembangunan yang berkelanjutan, stabil, dan seimbang, sementara revolusi hanya mengakibatkan penjungkirbalikan dan kekacauan.

Ia menceritakan, selama tujuh tahun memimpin Indonesia, kerap kali menghabiskan akhir pekannya untuk mengatasi masalah yang terus mengalir. "Terkadang, Sabtu-Minggu pun kita harus menghabiskan waktu to solve the problem, to handle the critical issues. Akan tetapi, ini tidak selalu saya sampaikan kepada rakyat dan media massa supaya (masalah tersebut) cepat selesai dan tidak menjadi isu atau kekhawatiran baru," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertamina Patra Niaga Akan Tetap Salurkan Pertalite sesuai Penugasan Pemerintah

Pertamina Patra Niaga Akan Tetap Salurkan Pertalite sesuai Penugasan Pemerintah

Nasional
Menteri KKP Targetkan Tambak di Karawang Hasilkan 10.000 Ikan Nila Salin Per Tahun

Menteri KKP Targetkan Tambak di Karawang Hasilkan 10.000 Ikan Nila Salin Per Tahun

Nasional
KPK Percaya Diri Gugatan Praperadilan Karutan Sendiri Ditolak Hakim

KPK Percaya Diri Gugatan Praperadilan Karutan Sendiri Ditolak Hakim

Nasional
Soal Kasus Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, KPK Diminta Evaluasi Teknis OTT

Soal Kasus Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, KPK Diminta Evaluasi Teknis OTT

Nasional
Kaesang Didorong Maju Pilkada Bekasi, Jokowi: Tanyakan PSI, itu Urusan Partai

Kaesang Didorong Maju Pilkada Bekasi, Jokowi: Tanyakan PSI, itu Urusan Partai

Nasional
Mahfud Khawatir Korupsi Makin Banyak jika Kementerian Bertambah

Mahfud Khawatir Korupsi Makin Banyak jika Kementerian Bertambah

Nasional
Persiapan Operasional Haji 2024, 437 Petugas Diterbangkan ke Arab Saudi

Persiapan Operasional Haji 2024, 437 Petugas Diterbangkan ke Arab Saudi

Nasional
Jokowi Tegaskan Jadwal Pilkada Tak Dimajukan, Tetap November 2024

Jokowi Tegaskan Jadwal Pilkada Tak Dimajukan, Tetap November 2024

Nasional
Setelah Geledah Kantornya, KPK Panggil Lagi Sekjen DPR Indra Iskandar

Setelah Geledah Kantornya, KPK Panggil Lagi Sekjen DPR Indra Iskandar

Nasional
Menteri KP: Lahan 'Idle' 78.000 Hektar di Pantura Bisa Produksi 4 Juta Ton Nila Salin Setiap Panen

Menteri KP: Lahan "Idle" 78.000 Hektar di Pantura Bisa Produksi 4 Juta Ton Nila Salin Setiap Panen

Nasional
Istana Sebut Pansel Capim KPK Diumumkan Mei ini

Istana Sebut Pansel Capim KPK Diumumkan Mei ini

Nasional
Deret 9 Kapal Perang Koarmada II yang Dikerahkan dalam Latihan Operasi Laut Gabungan

Deret 9 Kapal Perang Koarmada II yang Dikerahkan dalam Latihan Operasi Laut Gabungan

Nasional
Jumlah Kementerian sejak Era Gus Dur hingga Jokowi, Era Megawati Paling Ramping

Jumlah Kementerian sejak Era Gus Dur hingga Jokowi, Era Megawati Paling Ramping

Nasional
Jokowi Sebut Ada 78.000 Hektar Tambak Udang Tak Terpakai di Pantura, Butuh Rp 13 Triliun untuk Alih Fungsi

Jokowi Sebut Ada 78.000 Hektar Tambak Udang Tak Terpakai di Pantura, Butuh Rp 13 Triliun untuk Alih Fungsi

Nasional
Spesifikasi 2 Kapal Patroli Cepat Terbaru Milik TNI AL

Spesifikasi 2 Kapal Patroli Cepat Terbaru Milik TNI AL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com