Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imigrasi Belum Lacak Paspor Adang

Kompas.com - 09/06/2011, 15:04 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Direktorat Jenderal Imigrasi, Muhammad Indra, mengatakan, pihaknya belum melacak jejak paspor suami Nunun Nurbaeti, Adang Daradjatun. Ia mengatakan, pencatatan rekam jejak paspor baru dilakukan jika ada kepentingan penyelidikan yang diminta oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.

Hal ini dipertanyakan ketika Fahmi Idris mengatakan Nunun sering dikunjungi keluarganya termasuk Adang Daradjatun ke Thailand. "Enggak pernah kita. Untuk kita sih boleh saja (lakukan tracking paspor Adang) hanya untuk internal dalam penyidikan boleh. Tapi saya kira itu tanya ke KPK ya. Kita kan kasih data-data aja yang dibutuhkan. Tapi sampai sekarang belum (belum diminta KPK)," ujar Indra di Gedung Kemenkumham, Jakarta Selatan, Kamis (09/06/2011).

Namun, menurutnya, jika memang KPK meminta untuk merekam jejak paspor Adang, pihak imigrasi tidak bisa begitu saja membukanya ke publik. Sebab, kata dia, itu melanggara hak asasi manusia. 

"Kalau permintaan datanya seperti itu, itu pelanggaran HAM. Kita tidak boleh membukanya. Kita harus lindungi hak orang. Kalau enggak (dilindungi) dan orangnya mempermasalahkan karena dipublikasikan ke mana-mana, lalu kita dituntut gimana? Maksud saya, HAM orang lain harus dihargai," imbuhnya.

Seperti diberitakan, Politisi Partai Golkar Fahmi Idris mengatakan, saat berada di Thailand, tersangka kasus dugaan suap cek perjalanan pemilihan DGS Bank Indonesia, Nunun Nurbaeti, sering dikunjungi oleh keluarganya, termasuk suaminya, Adang Daradjatun.

Menurut Fahmi, sebelum bertolak ke Phnom Penh, Kamboja, Nunun pernah mendiami salah satu perumahan di Bangkok, Thailand. "Ketika berada di Thailand, Nunun sering dikunjungi sama keluarganya. Semuanya pasti tahulah. Adang dan anak-anaknya juga datang ke sana," ujar Fahmi.

Ia menambahkan, selama berada di Bangkok, Nunun juga ditemani oleh sanak keluarganya. "Saudara-saudaranya, termasuk keponakannya (Yane Yunarti) itu. Ya, kira-kira ada dua, tiga orang yang bergantian menjaga Nunun di sana," kata mantan Menteri Perindustrian ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

    Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

    Nasional
    Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

    Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

    Nasional
    Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

    Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

    Nasional
    Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

    Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

    Nasional
    Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

    Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

    Nasional
    SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

    SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

    Nasional
    Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

    Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

    Nasional
    Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

    Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

    Nasional
    Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

    Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

    Nasional
    Soal 'Presidential Club', Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

    Soal "Presidential Club", Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

    Nasional
    Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

    Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

    Nasional
    Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

    Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

    Nasional
    Prajurit TNI AL Tembak Sipil di Makassar, KSAL: Proses Hukum Berjalan, Tak Ada yang Kebal Hukum

    Prajurit TNI AL Tembak Sipil di Makassar, KSAL: Proses Hukum Berjalan, Tak Ada yang Kebal Hukum

    Nasional
    Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

    Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

    Nasional
    Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

    Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com