Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kok Tiba-tiba Bungkam, Nazaruddin?

Kompas.com - 26/05/2011, 18:03 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat politik Lembaga Survei Indonesia (LSI), Burhanuddin Muhtadi, menyayangkan sikap politisi Partai Demokrat M Nazaruddin yang langsung bungkam setelah secara reaktif menggulirkan nama-nama politisi Demokrat lainnya yang disebutnya melakukan pelanggaran etika dan moral. Padahal, "nyanyian" Nazaruddin diperlukan sebagai pemantik momen "bersih-bersih" bagi Demokrat. Dua hari pascapemberhentiannya sebagai Bendahara Umum Demokrat, Nazaruddin masih berbicara panjang lebar dan menuding sejumlah politisi senior Demokrat yang menurut dia tak kalah bobroknya.

Burhanuddin mengatakan, Nazaruddin sudah mulai mengangsur serangan balik, sebelum akhirnya pada Rabu (25/5/2011) malam kemarin Ketua Dewan Pembina Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono memanggil semua elite partai dan Fraksi Demokrat ke kediamannya di Cikeas. Namun, Kamis (26/5/2011) ini, suara Nazaruddin tak terdengar.

"Ini menarik, publik berharap bernyanyi lebih sumbang, dan diharap merdu dengan data dan bukti yang lebih valid. Harapannya begitu. Ini bisa jadi momentum yang baik bagi Demokrat untuk bersih-bersih diri mumpung pemilu masih jauh. Kalau Nazaruddin itu menyerang, ini harusnya bisa jadi momen bersih-bersih. Tapi sayangnya, bom yang kita harapkan malah seperti petasan, bom kosong. Tidak ada konferensi pers dari Nazaruddin, mungkin dia sendiri tidak punya bukti. Bisa jadi ini hanya gertak sambal," ungkapnya di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (26/5/2011).

Menurutnya, ada sejumlah spekulasi untuk menebak alasan Nazaruddin bungkam. Bisa jadi, kata dia, telah terjadi kompromi di tingkat elite Partai Demokrat untuk melokalisasi isu ini. Salah satu faktor penguat dugaan ini yaitu SBY mendadak memanggil elite partai dan fraksi tadi malam.

"Ini untuk cooling down dulu, untuk meredakan gempa politik. Tak mungkin mengharapkan skenario politik zero sum game di Demokrat. Oleh karena itu, ini dilempar ke Badan Kehormatan dan KPK. Jadi sepertinya makin tipis harapan untuk membongkar kasus Nazaruddin. Elite settlement sudah terjadi, SBY perintahkan bantuan hukum dari partai untuk Nazaruddin dan meminta untuk kompak di internal. Sekarang bola panas ada di tangan BK dan KPK," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    Nasional
    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

    Nasional
    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Nasional
    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

    Nasional
    Kualitas Menteri Syahrul...

    Kualitas Menteri Syahrul...

    Nasional
    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

    Nasional
    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Nasional
    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Nasional
    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Nasional
    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Nasional
    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Nasional
    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com