Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ba'asyir-Ubaid-Haris Terlacak Satu Area

Kompas.com - 06/04/2011, 12:21 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Berdasarkan analisis forensik dari tiga ponsel yang disita dari tiga terdakwa teroris Abu Bakar Ba'asyir, Ubaid, dan Abdul Haris, ketiganya pernah berada dalam area yang sama di daerah Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada 7 Februari 2010.

"Nomor ketiganya berada satu area yang sama di sekitar Pejaten pada pukul 19.05 sampai 20.58 WIB," ucap AKBP Slamet Uliadi, Kepala Bagian Monitoring IT Polri, saat bersaksi di sidang Ba'asyir di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (6/4/2011).

Slamet dihadirkan jaksa penuntut umum sebagai ahli. Ia mengatakan, pihaknya diminta penyidik untuk menganalisis perjalanan ponsel yang disita anggota Densus 88 Anti Teror Polri saat penangkapan. Empat nomor terakhir yang dipakai Ba'asyir adalah 1144, Ubaid 3443, dan Haris 7775.

Slamet menjelaskan, nomor Ba'asyir pada tanggal 4 Februari 2010 pukul 17.00 masih berada di Boyolali, Jawa Tengah. Lalu, pada pukul 18.00, ia sudah berada di daerah Jakarta Barat. Melihat selang waktu yang hanya satu jam, Slamet meyakini bahwa Ba'asyir bergerak dengan pesawat.

Pada tanggal 8 Februari 2010 antara pukul 07.00 dan 09.00, kata Slamet, ponsel Ba'asyir berada di daerah Narogong, Bekasi. Saat itu, Haris juga berada di posisi yang sama dengan Ba'asyir.

Lalu, dia menambahkan, pada pukul 17.18 di hari yang sama, ponsel Ba'asyir berada di Tangerang. "Pukul 19.19, ia sudah berada di Boyolali. Ini kami analisis bahwa perpindahan dengan pesawat," paparnya sambil memperlihatkan perpindahan dengan Google Map.

Adapun perjalanan ponsel milik Ubaid yakni tanggal 9 Januari 2010 berada di Madiun, 14 Januari 2010 di Surakarta, 16 Januari 2010 di Tasikmalaya dan Bandung. "Lalu ponsel bergerak ke Lampung, Riau, Medan, dan 21 Januari 2010 sudah di Aceh. Satu hari sebelum pertemuan di Pejaten tanggal 7 Februari, Ubaid sudah berada di Pamulang," ungkapnya.

Seperti diberitakan, dalam dakwaan, Ubaid melaporkan perkembangan pelatihan militer di Aceh kepada Ba'asyir pada 7 Februari 2010 di Kantor Jamaah Anshorud Tauhid (JAT) di Pejaten. Ikut hadir Haris dan Ziyad. Saat itu, Ubaid menunjukkan rekaman video pelatihan bersenjata ke Ba'aysir.

Saat itu juga, Ubaid menyerahkan surat titipan dari Abu Yusuf, pimpinan pelatihan. Surat itu berisi permintaan tambahan senjata, permintaan Ba'asyir meninjau lokasi, dan rencana pembentukan Tandzim Al Qoidah Serambi Mekkah.

Keesokan harinya, Ba'asyir mengajak Ubaid dan Haris ke rumah Hariyadi Usman di Narogong, Bekasi, yang merupakan salah satu donatur. Saat itu, Ubaid mempertontonkan rekaman pelatihan ke Hariyadi sebagai bentuk pertanggungjawaban uang sebesar Rp 150 juta yang telah diberikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Nasional
6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

Nasional
Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Nasional
PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

Nasional
Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Nasional
Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang 'Sapi Perah'

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang "Sapi Perah"

Nasional
Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Bukan Oposisi, tapi Kritikus

Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Bukan Oposisi, tapi Kritikus

Nasional
Telat Sidang, Hakim MK Kelakar Habis 'Maksiat': Makan, Istirahat, Shalat

Telat Sidang, Hakim MK Kelakar Habis "Maksiat": Makan, Istirahat, Shalat

Nasional
Ditanya Kans Anies-Ahok Duet pada Pilkada DKI, Ganjar: Daftar Dulu Saja

Ditanya Kans Anies-Ahok Duet pada Pilkada DKI, Ganjar: Daftar Dulu Saja

Nasional
Ke Ribuan Perwira Siswa, Sekjen Kemenhan Bahas Rekonsiliasi dan Tampilkan Foto Prabowo-Gibran

Ke Ribuan Perwira Siswa, Sekjen Kemenhan Bahas Rekonsiliasi dan Tampilkan Foto Prabowo-Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com