Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunakan Kaum Moderat Perangi Terorisme

Kompas.com - 19/03/2011, 11:55 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Moderate Muslim Society, Zuhairi Misrawi, mengungkapkan, pemerintah sebaiknya segera menggunakan kelompok moderat dalam mencegah aksi terorisme.

Pasalnya, para pelaku aksi terorisme umumnya adalah kelompok esktrimis yang bertujuan mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi Islam menggunakan kekerasan.

"Pemerintah harus tegas, menggunakan kelompok moderat yang besar, NU (Nahdlatul Ulama), Muhammadiyah yang mengatakan Pancasila itu final. Pemerintah wajib menggunakan kelompok ini," ujar Zuhairi dalam diskusi "Setelah Bom Buku Terbitlah Isu" di Warung Daun Cikini, Jakarta, Sabtu (19/3/2011).

Menurut Zuhairi, pemerintah saat ini menggunakan standar ganda dalam menyikapi kelompok esktrimis. Di satu sisi ingin melawan namun di sisi lain seolah ingin merangkul mereka.

"Pemerintah lebih asyik dengan kelompok esktrimisme itu. Bagaimana mereka diundang Mendagri. Tidak bisa double standard," katanya.

Zuhairi memberikan satu contoh baik yang dilakukan kelompok moderat dalam menetralkan ekstrimisme, yakni fatwa Majelis Ulama Indonesia bahwa hukum bom bunuh diri adalah haram.

Tindakan tegas terhadap kelompok ekstrimis tersebut, lanjut Zuhairi, harus segera dilakukan pemerintah. Sebab, mereka tidak hanya membahayakan nyawa melalui aksi kekerasannya namun juga berbahaya terhadap Pancasila dan konstitusi negara.

Jika pemerintah tidak cepat, masyarakat akan semakin tidak percaya kepada pemerintah. "Pemerintah punya mandat kosntitusi menindak itu semua, untuk menimbulkan keamanan," ujarnya.

Selain menggunakan kelompok moderat, Zuhairi juga meminta agar Badan Nasional Penanggulangan Teror bekerjasama dengan Kementerian Agama dalam memerangi ekstrimisme melalui bimbingan keagamaan.

"Apakah BNPT tidak melakukan survei di Jakarta? Saya saja sholat Jumat menemukan adanya khutbah yang bernuansa kebencian. Saya sangat setuju jika ada kerjasam BNPT dengan Kementerian Agama memberikan bimbingan pada ulama-ulama," paparnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Jokowi Minta Basuki-Raja Juli Antoni Jamin Pembangunan IKN Tetap Cepat

    Jokowi Minta Basuki-Raja Juli Antoni Jamin Pembangunan IKN Tetap Cepat

    Nasional
    Basuki Sebut Rencana Jokowi Berkantor di IKN Tetap On Schedule Meski Kepala Otorita Mundur

    Basuki Sebut Rencana Jokowi Berkantor di IKN Tetap On Schedule Meski Kepala Otorita Mundur

    Nasional
    Basuki Bantah Kepala Otorita IKN Mundur karena Upacara 17 Agustus

    Basuki Bantah Kepala Otorita IKN Mundur karena Upacara 17 Agustus

    Nasional
    SYL Tilap Uang Perjalanan Dinas Pegawai Kementan hingga 50 Persen

    SYL Tilap Uang Perjalanan Dinas Pegawai Kementan hingga 50 Persen

    Nasional
    Profil Bambang Susantono, 2 Tahun Jabat Kepala Otorita IKN

    Profil Bambang Susantono, 2 Tahun Jabat Kepala Otorita IKN

    Nasional
    Sempat Jadi Pengacara SYL, Febri Diansyah Dapat Uang Honor Rp 800 Juta

    Sempat Jadi Pengacara SYL, Febri Diansyah Dapat Uang Honor Rp 800 Juta

    Nasional
    Basuki Bakal Putus Status Tanah IKN Usai Jadi Plt Kepala Otorita, Mau Dijual atau Disewakan

    Basuki Bakal Putus Status Tanah IKN Usai Jadi Plt Kepala Otorita, Mau Dijual atau Disewakan

    Nasional
    Pemerintah Lanjutkan Bantuan Pangan Beras, tapi Tak sampai Desember

    Pemerintah Lanjutkan Bantuan Pangan Beras, tapi Tak sampai Desember

    Nasional
    Saksi Sebut Penyidik KPK Sita Uang Miliaran Rupiah Usai Geledah Kamar SYL

    Saksi Sebut Penyidik KPK Sita Uang Miliaran Rupiah Usai Geledah Kamar SYL

    Nasional
    PAN Tak Masalah Tim Sinkronisasi Prabowo Hanya Diisi Orang Gerindra

    PAN Tak Masalah Tim Sinkronisasi Prabowo Hanya Diisi Orang Gerindra

    Nasional
    Istana Sebut Wakil Kepala Otorita IKN Sudah Lama Ingin Mundur

    Istana Sebut Wakil Kepala Otorita IKN Sudah Lama Ingin Mundur

    Nasional
    Bambang Susantono Tak Jelaskan Alasan Mundur dari Kepala Otorita IKN

    Bambang Susantono Tak Jelaskan Alasan Mundur dari Kepala Otorita IKN

    Nasional
    Soal Tim Sinkronisasi Prabowo, PAN: Itu Sifatnya Internal Gerindra, Bukan Koalisi Indonesia Maju

    Soal Tim Sinkronisasi Prabowo, PAN: Itu Sifatnya Internal Gerindra, Bukan Koalisi Indonesia Maju

    Nasional
    Survei Litbang 'Kompas': 58,7 Persen Responden Anggap Penambahan Kementerian Berpotensi Tumpang-Tindih

    Survei Litbang "Kompas": 58,7 Persen Responden Anggap Penambahan Kementerian Berpotensi Tumpang-Tindih

    Nasional
    Survei Litbang “Kompas”: Jumlah Kementerian Era Jokowi Dianggap Sudah Ideal

    Survei Litbang “Kompas”: Jumlah Kementerian Era Jokowi Dianggap Sudah Ideal

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com