SURABAYA, KOMPAS.com — Apa jadinya kalau dua tokoh agama Islam dari dua aliran yang moderat dan keras bertemu? Ternyata jadinya guyonan.
Hal itu terjadi saat Rois Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Hasyim Muzadi bertemu Ketua Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq di forum seminar bertajuk " NKRI, Aswaja, dan Masa Depan Politik Islam Nusantara", yang diselenggarakan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur di Hotel Bumi, Surabaya, Selasa (22/2/2011).
"Ini Habib Rizieq yang katanya NU, dan memang NU. Tapi NU bagian yang kereng-kereng," kata Hasyim Muzadi di atas mimbar menyambut Habib Rizieq yang datang terlambat. Mendengar sebutan itu, Habieb Rizieq hanya tersenyum-senyum. Kehadiran Habib Rizieq menarik perhatian hadirin. Banyak yang berebut untuk bersalaman.
Hasyim Muzadi dikenal sebagai tokoh NU moderat, toleran. Dia juga dikenal sebagai tokoh lintasagama. Dalam seminar itu pun, Hasyim, pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam, Malang, juga menandaskan bahwa NU itu moderat, toleran, menghormati pluralisme.
Sementara Habib Rizieq dikesankan sebagai tokoh garis keras. Misalnya terhadap Ahmadiyah dan pornografi. Yang jelas, kehadiran Habib Rizieq membenarkan bahwa spektrum keanggotaan NU luas; dari yang liberal seperti tokohnya, Ulil Absor Abdalla, sampai yang garis keras, termasuk yang tergabung dalam pasukan berani mati pembela Gus Dur lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.