Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pascaputusan MK, Golkar Bidik Boediono

Kompas.com - 15/01/2011, 03:04 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Keputusan Mahkamah Konstitusi yang mempermudah syarat pengajuan hak menyatakan pendapat di DPR diyakini bakal memanaskan suhu politik di Tanah Air.

Partai-partai politik dinilai akan terus melakukan manuver untuk melakukan pemakzulan meskipun tujuan akhirnya belum tercapai.

Partai Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindra) dinilai sudah mengambil ancang-ancang dalam kasus Bank Century. Sementara PDI Perjuangan, meskipun masih menunggu kondisi, diperkirakan akan melihat perkembangan politik.

Adapun Partai Golkar mungkin saja akan mengincar kembali status Boediono, Wakil Presiden yang pernah menjadi Gubernur Bank Indonesia dalam kasus Bank Century.

Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Achmad Mubarok menyatakan hal itu kepada Kompas di Jakarta, Jumat (14/1/2011) sore. Sebelumnya, MK telah membatalkan ketentuan Pasal 184 Ayat 4 Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009, yang mengatur syarat-syarat kehadiran tiga perempat anggota menjadi cukup dua pertiga dalam rapat paripurna persetujuan pengajuan hak menyatakan pendapat.

"Yang memprihatinkan, pascakeputusan MK itu suhu politik akan terus-terusan memanas. Memang, tidak akan sampai (pemakzulan), akan tetapi partai politik akan terus-menerus bermanuver. Akibatnya, agenda politik nasional terganggu. Pemerintah dan DPR bisa tidak berjalan," tandas Mubarok.

Menurut Mubarok, hiruk pikuk politik itu dikhawatirkan akan berujung pada tawar-menawar politik, misalnya, soal reshuffle kabinet. "Namun, karena kita sudah terbiasa dengan kondisi politik seperti itu, kita jalan saja meskipun berbulan-bulan seperti kasus Bank Century dua tahun lalu," lanjut Mubarok.

"Sekarang saja Partai Gerindra sudah mengambil ancang-ancang dengan kasus Bank Century. PDI Perjuangan wait and see. Setelah Sri Mulyani Indrawati tidak ada di Indonesia, Partai Golkar kemungkinan akan mengincar lagi Pak Boediono," ungkap Mubarok.

Mubarok juga mengaku sedih jika motivasi elite politik selanjutnya juga akan bermanuver politik untuk melakukan pemakzulan terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wapres Boediono.

"Padahal, Presiden Yudhoyono itu sudah tidak akan menjadi Presiden lagi. Kenapa mesti dimakzulkan. Tunggu saja dan jangan ganggu sampai tahun 2014," demikian Mubarok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com