Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggodo Periksa ke Rumah Sakit

Kompas.com - 07/11/2009, 05:29 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggodo Widjojo, Jumat (6/11), meninggalkan Markas Besar Polri, Jakarta, setelah menjalani pemeriksaan selama empat jam. Adik Anggoro Widjojo, tersangka dugaan korupsi Sistem Komunikasi Radio Terpadu di Departemen Kehutanan, itu mengaku sakit sehingga akan memeriksakan diri ke rumah sakit.

Saat akan meninggalkan kantor Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri, Anggodo tak mau banyak bicara. ”Saya mau ke dokter karena kurang sehat. Saya lelah sama kalian,” kata Anggodo di tengah desakan wartawan. Nama Anggodo muncul karena ia yang melakukan percakapan dengan sejumlah kalangan disadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan diperdengarkan pada sidang di Mahkamah Konstitusi.

Dengan kawalan polisi, Anggodo masuk ke mobil Toyota Camry warna perak lalu meninggalkan Mabes Polri. Bonaran Situmeang, kuasa hukum Anggodo, yang keluar beberapa menit kemudian, mengakui kliennya kelelahan setelah sejak Rabu lalu terus-menerus menjalani pemeriksaan di Mabes Polri dan Tim Independen Verifikasi Fakta dan Proses Hukum atas Kasus Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah (Tim Delapan).

”Ia kelelahan dan mengidap (penyakit) jantung,” ucap Bonaran. Ia mengatakan kliennya berstatus saksi sehingga tak memerlukan izin polisi untuk periksa ke rumah sakit. Anggodo dikawal polisi karena berstatus dalam perlindungan.

Menurut Bonaran, demi keamanannya, Anggodo memilih menginap di Bareskrim Polri sejak Kamis. Ia menjamin Anggodo siap diperiksa kapan pun dan tidak lari ke luar negeri.

Pemeriksaan terhadap Anggodo di Mabes Polri, Jumat, terkait laporannya mengenai dugaan penyadapan tidak sah yang dilakukan KPK terhadap dia. ”Penyadapan telepon klien saya itu tak sah. Klien saya waktu itu tidak berstatus dalam penyidikan KPK,” ujar Bonaran.

Pada kesempatan itu, Bonaran meminta Adnan Buyung Nasution mundur dari Tim Delapan. Sebab, ia sebelumnya mengonsultasikan kasus Anggodo itu kepada Adnan Buyung.

Sebaiknya ditahan

Secara terpisah, anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, T Gayus Lumbuun, minta Polri menahan Anggodo untuk penyidikan. Penahanan itu tidak harus di rumah tahanan, tetapi juga bisa di rumah atau sebagai tahanan kota.

”Penahanan sementara itu perlu dilakukan. Dasarnya ada bukti awal berupa rekaman yang menunjukkan peran Anggodo,” kata Gayus.

Chairul Huda, ahli hukum dari Universitas Muhammadiyah Jakarta, berpendapat, untuk menahan Anggodo harus ada bukti yuridis teknis dulu. Penyidik harus bisa memastikan orang yang disebut dalam percakapan dengan Anggodo benar orang yang dimaksud. (tri/aik/idr/mzw)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com