Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir di Jatim Meluas

Kompas.com - 01/03/2009, 07:41 WIB

SIDOARJO, MINGGU — Banjir di Sidoarjo, Jawa Timur, semakin meluas, Sabtu (28/2). Selain di Jalan Raya Porong dan pintu keluar Tol Waru-Surabaya, air juga menggenangi jalan alternatif di Desa Kalitengah, Kecamatan Tanggulangin, serta puluhan hektar sawah di Desa Glagaharum, Kecamatan Porong.

Di Jalan Raya Porong, tepatnya di pintu keluar Tol Waru-Surabaya, ketinggian air mencapai 50 sentimeter. Di jalan alternatif menuju Malang dan Pasuruan—yang melewati Desa Kalitengah—ketinggian air sekitar 60 sentimeter. Warga terpaksa menutup akses jalan tersebut karena sulit dilalui mobil.

”Jalan alternatif ini terendam sejak Kamis (26/2) akibat luapan Sungai Ketapang. Jalanan terpaksa ditutup karena tidak memungkinkan dilalui mobil. Untuk sementara, kendaraan menuju Malang dan Pasuruan bisa melalui Desa Ngaban, Kecamatan Tanggulangin, yang tidak tergenang air,” kata Harsoyo, warga Desa Kalitengah, kemarin.

Genangan air di Jalan Raya Porong menyebabkan arus lalu lintas dari Surabaya menuju Malang atau Pasuruan tersendat. Hal serupa terjadi di Gresik, Jawa Timur.

Luapan Bengawan Solo menyebabkan jalur Gresik-Tuban, lewat Jalan Daendels, macet hingga lebih dari 2 kilometer. Di lokasi ini banjir setinggi 30 sentimeter menutupi badan jalan sepanjang 150 meter.

Pantauan Kompas, banjir di Sidoarjo juga merendam puluhan hektar sawah di Desa Glagaharum, Kecamatan Porong. Di Gresik, banjir selain merendam 1.237 rumah di 15 desa di Kecamatan Bungah juga merendam 212 hektar sawah, 251 hektar tambak, tiga gedung sekolah, dan tiga tempat ibadah.

Menurut catatan Kompas, pekan ini banjir yang melanda Jawa Timur dan Jawa Tengah cukup memprihatinkan. Luapan Bengawan Solo pada Rabu dan Kamis lalu, misalnya, telah merendam sekitar 20.000 rumah dan lebih dari 13.000 hektar sawah. Hal ini selain berdampak pada kesehatan warga, antara lain menyebabkan ketersediaan pangan terancam.

Surut

Dari Ngawi, Jawa Timur, kemarin dilaporkan, banjir di Kabupaten Ngawi akibat luapan Bengawan Solo sudah surut. Di sejumlah wilayah, warga mulai membersihkan rumah mereka. ”Tetapi, barang-barang berharga masih diungsikan di rumah tetangga yang aman. Warga khawatir air sungai kembali naik,” kata Lurah Ketanggi, Kecamatan Ngawi, Purnomo.

Surutnya banjir juga membuat jalur alternatif dari Madiun ke Ngawi melalui Kecamatan Kwadungan bisa kembali dilalui kendaraan. Sebelumnya, jalur jalan raya ini terputus karena terendam banjir setinggi 1 meter.

Sementara itu di Mojokerto, Jawa Timur, petani di Desa Candiharjo, Desa Kembangsri, dan Desa Tambakrejo, Kecamatan Ngoro, memilih melakukan panen dini. ”Mestinya umur (tanam) padi ini tiga bulan sepuluh hari, tetapi terpaksa (padi yang rata-rata baru berusia tiga bulan) dipanen daripada didiamkan membusuk terendam banjir dan malah tidak dapat apa-apa,” kata Sunarto (75), pemilik lahan sawah di Desa Kembangsri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com