JAKARTA, SABTU — Ketua Umum DPP Partai Golkar yang juga Wakil Presiden Jusuf Kalla memberi bantuan pada Malam Amal Solidaritas Palestina. Pada acara Prakarsa Persahabatan Indonesia-Palestina (PPIP), Kalla yang berbalut jas hitam dan diapit Ibu Mufidah Jusuf Kalla menyerahkan bantuan sekitar 10.000 dollar AS atau setara sekitar Rp 110 juta.
Dana bantuan Kalla ini berbaur dengan dana para artis, dai, dan grup musik Tanah Air yang hingga kepergian Kalla mencapai Rp 1.871.625.000, plus 11,550 dollar AS dan 100 dollar Singapura.
Dalam sambutannya, Kalla mengemukakan, solidaritas terhadap korban serangan militer Israel telah dilakoni masyarakat Indonesia melalui doa, dan bahkan demo setiap hari. Kalla pun sempat memimpin pembacaan doa Al Fatihah kepada para korban di Jalur Gaza.
"Sebagai bangsa saya kira tidak ada suatu hal, peristiwa yang kita bersimpati, bersolidaritas, marah, demo, dan doa sepanjang ini, kecuali Palestina," ujar Kalla.
Menurut Kalla, solidaritas ini sempat dilakoni ketika Kalla masih menduduki bangku sekolah menengah atas. "Saya ingat, ketika saya masih SMA sudah ikut juga berdemo, dan berdoa sejak 40 tahun lalu," ucapnya.
Lebih lanjut Kalla menambahkan, kalau ada bangsa yang bisa kalah dengan kutukan maka Israel menjadi negara yang pertama kali kalah karena dunia mengutuk. "Dan kalau ada suatu bangsa yan menang karena solidaritas mestinya sudah menanglah bangsa Palestina," paparnya.
Kalla menegaskan, Indonesia telah memberikan segalanya, kecuali berperang. Indonesia tidak bisa mengirimkan bala bantuan perang lantaran jauh dari Palestina.
"Ini karena memang kita jauh, dan mungkin juga tidak sanggup berperang di tempat yang jauh," tandasnya.
Mantan Menko Kesra ini mengatakan, untuk mewujudkan bangsa Palestina berdaulat mesti ada doa, solidaritas, persatuan, dan kekuatan ekonomi. "Doakan agar bangsa Palestina bersatu, agar negara-negara arab bersatu, negara Islam bersatu. Itulah inti pokok sehingga masalah ini (tidak) berkepanjangan, " sergahnya.
Kalla mengingatkan, belajar dari kondisi dan situasi di Palestina maka Indonesia mesti mengambil hikmah. Untuk mewujudkan kekuatan Indonesia, perlu kesatuan, ekonomi, dan tentara yang kuat.