Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bredel Pers Gaya Baru Mulai Tumbuh

Kompas.com - 28/07/2008, 12:29 WIB

JAKARTA, SENIN - Kasus penyabutan izin usaha pers atau yang lebih dikenal dengan nama pembredelan kini sudah berkembang dengan cara-cara baru. Pembredelan yang sempat lazim pada saat orde baru kini dikemas dengan cara yang lebih "halus" untuk membatasi kritik atau informasi yang terjadi di lapangan.

Menurut Eko Maryadi, Koordinator Divisi Advokasi Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, bentuk pembredelan yang sebelumnya kerap dilakukan oleh rezim penguasa dengan menutup media yang melakukan kritik atau memuat informasi yang tidak berkenan dengan mereka secara langsung kini sudah berubah walaupun konteksnya sama, yakni pembatasan aspek-aspek demokrasi.

"Kini mereka (penguasa) melakukan pembredelan pers melalui jalur-jalur hukum atau undang-undang yang sebenarnya memojokkan dan merugikan pers dalam menjalankan tugas memuat informasi sesuai kenyataan," kata Eko di Kantor LBH Pers, Jakarta, Senin (28/7).

Ia mencontohkan kasus gugatan PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) kepada Koran Tempo awal Juli 2008. "Bredel gaya baru datang melalui aktor baru di luar penguasa rezim atau politik, sebab dalam era reformasi ini pemerintah nasional atau daerah tidak lagi mempunyai kuasa langsung dalam mengontrol pers," ujar eko

Dalam kasus Koran Tempo, lanjut dia, memang tidak secara langsung dilakukan penutupan usaha. Namun, sanksi yang diberikan oleh pihak Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, pada Koran Tempo terasa memberatkan dan dapat berujung pada penutupan usaha akibat masalah finansial.

"Majelis hakim menghukum Koran Tempo untuk membayar ganti rugi sebesar Rp 220 juta, ditambah permintaan maaf dan koreksi di 12 media cetak dan elektronik selama satu minggu berturut-turut yang dikalkulasikan dapat menghabiskan dana miliaran rupiah. Dengan begitu kelangsungan media dapat terancam," terang Eko.

Dengan tidak dapat dilanjutkannya usaha maka media tersebut akan mengalami kebangkrutan dan menutup usahanya. "Dan, inilah yang namanya bredel gaya baru," tegas Eko. (C11-08)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com