JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) memberikan sinyal ingin menggandeng PDI Perjuangan (PDI-P) dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Timur 2024.
Keinginan PKB agar dapat bermitra dengan PDI-P mencuat setelah enam partai politik (parpol) resmi mengusung pasangan petahana Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak. Calon pasangan yang akan menjadi lawan PKB.
Wakil Sekretaris Jendral PKB Syaiful Huda mengatakan, kepemimpinan Jawa Timur saat ini memerlukan sosok alternatif di luar Khofifah-Emil Dardak.
Namun demikian, keperluan untuk memunculkan sosok alternatif tersebut tetap membutuhkan kerja sama politik dengan parpol lain, di luar enam parpol pengusung Khofifah-Emil Dardak.
Parpol yang dimaksud ialah PDI-P, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
"Maka itulah lalu dibutuhkan sosok baru, alternatif, yang saya kira bisa dibangun melalui koalisi PKB-PDI-P, kebetulan ada empat partai yang belum menentukan sikap, ada PDI-P, ada PKS, PPP (dan PKB)," ujar Huda dalam program Sapa Indonesia Pagi di Kompas TV, Selasa (11/6/2024).
Baca juga: Alasan PKB Tak Usung Khofifah pada Pilkada Jatim, Kurang Berprestasi dan Perlu Sosok Alternatif
Dalam Pilkada Jawa Timur 2024, PKB dipastikan akan berseberangan dengan Khofifah.
PKB bahkan blak-blakan mengritik kinerja Khofifah selama lima tahun memimpin Jawa Timur. Kinerja mantan Menteri Sosial (Mensos) itu dianggap kurang berprestasi.
Huda menilai rekam jejak Khofifah tidak lebih bagus dari kinerja gubernur sebelumnya, Soekarwo atau Pakdhe Karwo.
Kinerja Khofifah yang masih dianggap minor, misalnya, kenaikkan Indeks Pembangunan Mansusia (IPM) masyarakat Jawa Timur yang relatif kecil. Khofifah juga dinilai kurang berhasil mengentaskan angka kemiskinan.
"Dan, terobosan program yang dilakukan Khofifah tidak terlalu baik dalam konteks untuk meningkatkan kesejahteraan dan berbagai kepentingan masyarakat di Jawa Timur," tegas Huda.
Dengan demikian, Huda mengatakan, prestasi Khofifah selama memimpin Jawa Timur dalam lima tahun belakangan ini kurang bagus.
Oleh sebab itu, PKB memerlukan alternatif lain untuk memunculkan kandidat yang dapat bersaing melawan Khofifah selaku petahana.
"Jadi lima tahun ini prestasi Mba Khofifah sebagai provinsi yang sebenarnya punya jumlah penduduk terbesar setelah Jawa Barat, tidak bagus-bagus amat, maka itulah lalu dibutuhkan sosok baru, alternatif," tegas Huda.
Baca juga: Golkar Bela Khofifah Usai Dikritik PKB Kurang Berprestasi Pimpin Jawa Timur
PKB belakangan ini telah melempar sinyal akan mengusung mantan Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur Kiai Marzuki Mustamar.