JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut, saat ini Indonesia tidak lagi dilanda El Nino.
Dwi mengatakan, saat ini indeks El Nino-Southern Oscillation (ENSO) atau anomali pada suhu permukaan laut Samudera Pasifik dan pantai barat ekuador dan Peru berada pada fase netral.
“Sekali lagi saat ini netral, jadi tidak ada El Nino lagi ya, karena sudah netral,” ujar Dwi dalam konferensi pers yang disiarkan di YouTube BMKG, Selasa (28/5/2024).
Baca juga: Peringatan WMO: Perubahan Cepat El Nino ke La Nina Picu Musim Badai
Adapun El Nino bisa berdampak pada kekeringan parah dengan potensi kebakaran hutan, berkurangnya air permukaan sehingga jumlah air di waduk, danau, dan sungai mengalami defisit.
Dalam data yang dipaparkan Dwi, anomali suhu permukaan air laut atau sea surface temperature (SST) Samudera hindia menunjukkan Indian Ocean dipole (IOD) netral.
Adapun IOD merupakan perbedaan suhu permukaan air laut Samudera Hindia bagian timur di selatan Indonesia dan Samudera Hindia bagian barat.
Data ini menunjukkan fenomena El Nino 2023-2024 segera berakhir dan akan berganti menuju fase netral.
“Kondisi indeks ENSO sudah berada pada level netral selama dua dasaria dan diprediksi akan terus netral sampai periode Juni-Juli 2024,” tutur Dwi.
Baca juga: El Nino Geser Pola Tanam, Bupati Blora Apresiasi Bantuan 164 Pompa Air dari Kementan
Lebih lanjut, Dwi menyebut, pada Juli, Agustus, dan September 2024 ENSO yang netral akan beralih mengarah ke dase la nina lemah.
Kondisi ini diprediksi akan terus bertahan sampai akhir 2024.
“Fenomena La Nina lemah ini diprediksi tidak berdampak pada musim kemarau yang akan segera terjadi,” ujar Dwi.
Dampak fenomena El Nino dirasakan banyak pihak, terutama petani.
Pada Oktober 2023, sebanyak 1.747 hektar lahan pertanian di Serang, Banten mengalami kekeringan ringan, sedang, berat, hingga gagal panen.
Berdasarkan laporan Pertanian dan Ketahanan Pangan (DKPP) Kabupaten Serang, per 31 Oktober 2023 sebanyak 555 lahan pertanian kekeringan ringan.
Kemudian, 272 hektar kekeringan sedang, 348 hektar kekeringan berat, dan 572 hektar gagal panen.
"Dampak perubahan iklim, yaitu El Nino ini sangat luar biasa. Tercatat 572 hektar lahan pertanian mengalami puso," kata Kepala DKPP Serang, Suharjo kepada Kompas.com, Selasa (31/10/2023).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.