Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerakan Salam 4 Jari dan Kemungkinan Bersatunya Kubu Anies dan Ganjar "Keroyok" Prabowo

Kompas.com - 30/01/2024, 14:25 WIB
Achmad Nasrudin Yahya

Editor

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Jagat media sosial (medsos) X tengah diramaikan dengan adanya gerakan salam empat jari.

Gerakan ini dinarasikan sebagai cara mengalahkan pasangan calon presiden-calon wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Gerakan tersebut juga sebagai bentuk perlawanan atas ambisi Prabowo-Gibran menang satu putaran di pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

Selain itu, fenomena gerakan salam empat jari juga diartikan pula sebagai bersatunya kubu pasangan capres-cawapres nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan pasangan nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Inisiatif masyarakat

Muhaimin menyebut gerakan salam empat jari yang belakangan tengah menjadi perbincangan pengguna X diinisiasi oleh masyarakat.

Meski demikian, Muhaimin meminta publik bersabar perihal realisasi bersatunya kubu "01" dan kubu "03".

"Itu inisiatif masyarakat. Ya, kita tunggu aja perkembangan," kata Cak Imin usai mengikuti Sholawat Kebangsaan di lapangan Bandongan, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (27/1/2024) malam.

Baca juga: Soal Salam 4 Jari, Yenny Wahid Ungkap Kesamaan Kubu 01 dan 03

Dewan Penasihat Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Yenny Wahid mengartikan gerakan salam empat jari sebagai simbol kesamaan kubu "01" dan "03".

Menurutnya, kesamaan tersebut memunculkan kemungkinan adanya titik kolaborasi dari kedua kubu ke depan.

"Jadi memang kalau dari paslon basis kontituen 01 dan 03 punya banyak kesamaan. Salah satu kesamaannya adalah keinginan agar prinsip-prinsip demokrasi betul-betul ditegakkan dalam pilpres kali ini," kata Yenny di Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, Senin (29/1/2024).

Tak ingin gegabah

Ganjar sendiri tak ingin gegabah atas munculnya gerakan salam empat jari.

Ia meminta publik bersabar, setidaknya menunggu hingga hari pencoblosan pada 14 Februari nanti.

"Belum lah, kita tunggu dulu. (Ini masih) Januari, (pemungutan suara) Pemilu masih 14 Februari gitu kan. 14 Febuari kita tunggu, baru setelah itu kita akan bicara. Enggak, kita enggak tergesa-gesa," kata Ganjar di Alun-alun Wates, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Minggu (28/1/2024).

Baca juga: Apresiasi Gerakan 4 Jari, Cak Imin: Moga-moga Memenangkan Perubahan

Mantan Gubernur Jawa Tengah ini tak memungkiri ada usulan dan semangat peleburan itu dari publik.

Usulan itu pun dia maknai sebagai bentuk ekspresi dan berdemokrasi di Indonesia. Dia bilang, kekuatan rakyat memang tidak bisa dikalahkan oleh apa pun.

Halaman:


Terkini Lainnya

Hari Jadi Ke-731, Surabaya Catatkan Rekor MURI Pembentukan Pos Bantuan Hukum Terbanyak Se-Indonesia

Hari Jadi Ke-731, Surabaya Catatkan Rekor MURI Pembentukan Pos Bantuan Hukum Terbanyak Se-Indonesia

BrandzView
Tinjau Fasilitas Pipa Gas Cisem, Dirtekling Migas ESDM Tekankan Aspek Keamanan di Migas

Tinjau Fasilitas Pipa Gas Cisem, Dirtekling Migas ESDM Tekankan Aspek Keamanan di Migas

Nasional
Jokowi Resmikan Sistem Pengelolaan Air di Riau Senilai Rp 902 Miliar

Jokowi Resmikan Sistem Pengelolaan Air di Riau Senilai Rp 902 Miliar

Nasional
Megawati Didampingi Ganjar dan Mahfud Kunjungi Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende

Megawati Didampingi Ganjar dan Mahfud Kunjungi Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende

Nasional
Jelang Idul Adha, Dompet Dhuafa Terjunkan Tim QC THK untuk Lakukan Pemeriksaan Kualitas dan Kelayakan Hewan Ternak

Jelang Idul Adha, Dompet Dhuafa Terjunkan Tim QC THK untuk Lakukan Pemeriksaan Kualitas dan Kelayakan Hewan Ternak

Nasional
Buronan Thailand yang Ditangkap di Bali Pakai Nama Samaran Sulaiman

Buronan Thailand yang Ditangkap di Bali Pakai Nama Samaran Sulaiman

Nasional
Pansel Bakal Cari 10 Nama Capim KPK untuk Diserahkan ke Jokowi

Pansel Bakal Cari 10 Nama Capim KPK untuk Diserahkan ke Jokowi

Nasional
Kritik Putusan MA, PDI-P: Harusnya Jadi Produk DPR, bukan Yudikatif

Kritik Putusan MA, PDI-P: Harusnya Jadi Produk DPR, bukan Yudikatif

Nasional
Projo Beri Sinyal Jokowi Pimpin Partai yang Sudah Eksis Saat Ini

Projo Beri Sinyal Jokowi Pimpin Partai yang Sudah Eksis Saat Ini

Nasional
Projo Minta PDI-P Tidak Setengah Hati Jadi Oposisi

Projo Minta PDI-P Tidak Setengah Hati Jadi Oposisi

Nasional
Tuding PDI-P Ingin Pisahkan Jokowi dan Prabowo, Projo: Taktik Belah Bambu

Tuding PDI-P Ingin Pisahkan Jokowi dan Prabowo, Projo: Taktik Belah Bambu

Nasional
Projo Ungkap Isi Pembicaraan dengan Jokowi soal Langkah Politik Kaesang di Pilkada

Projo Ungkap Isi Pembicaraan dengan Jokowi soal Langkah Politik Kaesang di Pilkada

Nasional
Ada 'Backlog' Pemilikan Rumah, Jadi Alasan Pemerintah Wajibkan Pegawai Swasta Ikut Tapera

Ada "Backlog" Pemilikan Rumah, Jadi Alasan Pemerintah Wajibkan Pegawai Swasta Ikut Tapera

Nasional
Jaga Keanekaragaman Hayati, Pertamina Ajak Delegasi ASCOPE ke Konservasi Penyu untuk Lepas Tukik

Jaga Keanekaragaman Hayati, Pertamina Ajak Delegasi ASCOPE ke Konservasi Penyu untuk Lepas Tukik

Nasional
Projo Mengaku Belum Komunikasi dengan Kaesang Soal Pilkada

Projo Mengaku Belum Komunikasi dengan Kaesang Soal Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com