ISU ketahanan nasional kembali mencuat pascadebat Pilpres 2024 antara ketiga calon presiden pada 7 Januari 2024, dengan tema Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional, dan Geopolitik.
Salah satu yang disinggung dalam debat adalah program ketahanan pangan yang coba diwujudkan capres nomor dua Prabowo Subianto, dengan program food estate.
Sebagai Menteri Pertahanan, Prabowo seharusnya punya perhatian besar terhadap berbagai isu ketahanan nasional.
Ketahanan nasional yang banyak dibahas hanya sekitar ketahanan terhadap ancaman dari luar dan ketahanan pangan. Padahal, banyak hal lain menyangkut ketahanan nasional.
Melansir dari situs Perpustakaan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI, ketahanan nasional adalah kondisi dinamis Bangsa Indonesia yang berisikan keuletan dan ketangguhan dalam menghadapi serta mengatasi segala bentuk ancaman, gangguan ataupun hambatan dari dalam maupun luar negeri.
Berdasarkan situs resmi Kementerian Pertahanan RI, ketahanan nasional adalah kondisi ideal suatu negara memiliki kemampuan mengembangkan kekuatan nasional sehingga mampu menghadapi segala macam ancaman dan gangguan bagi kelangsungan hidup bangsa yang bersangkutan.
Bentuk ancaman tersebut bisa bersifat langsung ataupun tidak dan sangat membahayakan integritas, identitas, bahkan kelangsungan hidup berbangsa serta bernegara.
Dengan kata lain, secara mudah bisa disimpulkan bahwa ketahanan nasional pada hakikatnya adalah kemampuan suatu bangsa untuk bertahan dan tampil di antara bangsa lain di dunia.
Dari sejarah dunia dan konflik antarbangsa yang pernah terjadi, penting bagi bangsa ini untuk memahami aspek apa saja yang terkait dengan ketahanan nasional.
Ancaman bagi suatu bangsa bukan sekadar ancaman genosida seperti yang dialami Bangsa Palestina atau ancaman kepunahan seperti yang dialami Bangsa Aborigin Australia, tapi juga banyak aspek lainnya antara lain sebagai berikut:
Pertama, ketahanan demografi yang merupakan kemampuan suatu bangsa untuk memelihara demografinya sehingga tidak punah.
Sekarang ini sejumlah negara maju seperti Jepang, Korea, dan beberapa negara Eropa sudah mengalami ancaman serius karena tingkat kelahiran sangat rendah.
Tingkat kelahiran yang sangat rendah akan berakibat piramida demografi tak sehat. Generasi muda tak cukup banyak untuk menopang generasi tuanya.
Kedua, ketahanan ekonomi dan finansial. Konflik yang terjadi antara Rusia dan Barat menunjukkan ekonomi dan finansial bisa dijadikan senjata untuk menekan negara lain.
Saat ini ada beberapa negara yang mengalami sanksi Barat. Terlepas dari legalitas, nature dan penyebab sanksi ekonomi tersebut, penting bagi para penyelenggara negara untuk mempersiapkan negara jika mengalami “serangan” berupa ancaman sanksi.