Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ganjar Sebut "Negative Campaign" Lebih Baik Ketimbang "Black Campaign"

Kompas.com - 21/12/2023, 18:46 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS com - Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo memandang bahwa kampanye negatif atau negative campaign lebih baik ketimbang kampanye hitam atau black campaign.

Itu disampaikan Ganjar di hadapan para anak muda di acara Teman Cerita Festival yang digelar di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Kamis (21/12/2023).

Mulanya, dia mengatakan bahwa politik hanya pesta demokrasi lima tahunan, sehingga ada kalanya menjadi lawan dan kawan.

Baca juga: Pasal Karet UU ITE Perlu Dievaluasi, Ganjar: Pejabat Jangan Baperan Kalau Dikritik

Namun Ganjar berpesan agar dalam berpolitik tidak boleh menyakiti hati orang, terlebih menyinggung identitas.

"Tetapi teman-teman, politik itu 5 tahunan. Kadang-kadang berteman, kadang-kadang menjadi lawan. Tetapi tolong yang sifatnya menyakiti hati orang dengan identitas, jangan deh. Kita butuh bersatu kok," kata Ganjar.

Oleh sebab itu, ia berpandangan lebih baik melakukan kampanye negatif ketimbang melakukan kampanye hitam.

Baca juga: Singgung Makan Siang Gratis, Ganjar: Di Rumah Saya Saja...

"Jangan deh, black campaign. Lebih baik negative campaign. Black campaign itu hoaks, kalau negative itu nurunin skor, enggak apa-apa," jelas Ganjar.

Lebih jauh, Ganjar mengimbau kepada anak-anak muda untuk memilih calon pemimpin dengan membuat perbadingan.

Terlebih, menurutnya memilih Pemilu adalah untuk menentukan masa depan.

"Ah Pak Ganjar, waktu Anda jadi gubernur enggak sukses' Oke, kita suksesnya besok. Karena mesti ada datanya dan perbandingannya, memilih untuk masa depan ini bukan hanya sekarang kita ingin menjemput ke 2045," tutup politikus PDI-P itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com