Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ganjar Ingin Kembalikan Fungsi Bulog jika Terpilih agar Tak Diliberalisasi

Kompas.com - 19/12/2023, 10:03 WIB
Fika Nurul Ulya,
Krisiandi

Tim Redaksi

WONOSOBO, KOMPAS.com - Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo bakal mengembalikan fungsi Perum Bulog seperti semula jika terpilih menjadi presiden pengganti Joko Widodo.

Tujuannya, agar pangan tidak diliberalisasi sehingga keberadaan Bulog mampu menjaga stabilitas harga dari tingkat produsen hingga pasar.

Hal ini dikatakan Ganjar dalam acara konsolidasi relawan pemenangan di Rest Area Bumdes, Desa Beran, Kecamatan Kepil, Kabupaten Wonosobo, Senin (18/12/2023).

Baca juga: Atikoh Ganjar Sebut Pemberdayaan Perempuan Bakal Tekan Jumlah TKI

"Bulog dikembalikan pada fungsi awal, yakni Bulog yang nantinya akan membeli hasil produksi langsung dari petani. Sehingga tidak bisa diliberalisasi, dan bisa menjaga kestabilan harga," ungkap Ganjar, Senin.

Ganjar mengungkapkan, cara tersebut merupakan bagian dari beberapa strategi jitu untuk menurunkan harga bahan pokok.

Dia mengeklaim akan berkomitmen mendorong Indonesia menjadi negara yang berdikari dalam sektor pertanian.

"Kalau kita bisa produksi kenapa tidak? Itulah berdikari. Inilah yang pernah kita praktikkan di Jawa Tengah," imbuh Ganjar.

Lebih lanjut Ganjar menyampaikan, ada tiga strategi jitu untuk menurunkan harga pangan.

Strategi itu, diklaim Ganjar, telah sukses diterapkan saat ia menjabat Gubernur Jawa Tengah selama dua periode.

Strategi pertama, pemerintah harus memiliki satu data pertanian seluruh Indonesia. Dengan sistem pendataan yang baik, mempermudah dalam pengelolaan ketahanan dan kedaulatan pangan kita.

Baca juga: Ganjar Mengaku Tak Merasa Terancam Suara di Jateng Bergeser ke Gibran

Kedua, penguatan peta komoditas Indonesia untuk mengetahui stok tanaman pangan.

Jika produksi pertanian melebihi angka kebutuhan, pemerintah bisa mengekspor ke negara yang membutuhkan agar menjadi pendapatan perekonomian untuk negara.

Ketiga, pemerintah harus menyediakan bantuan sarana produksi (saprodi) dan sarana produksi pertanian (saprotan) kepada petani, termasuk modernisasi dalam kegiatan pertanian.

"Sampai titik itu kita mulai bicara saprotan dan saprodi apa yang diberikan untuk sarana produksinya dan pertaniannya. Maka modernisasi juga dilakukan, termasuk kemudian menyiapkan pupuk, obat, alat dan mesin pertanian (alsintan) selama proses sampai keluar menjadi produk," jelas Ganjar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com