JAKARTA, KOMPAS.com - Politikus PDI-P Aria Bima menegaskan, pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD tetap melanjutkan apa yang sudah baik di era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Ia memastikan narasi itu lah yang dibawa pasangan calon tersebut sejak awal mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum dan tidak berubah hingga sekarang.
"Intinya bahwa kami tidak pindah strategi, ini ada keberlanjutan," kata Aria Bima dalam konferensi pers di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Jalan Cemara, Jakarta Pusat, Senin (18/12/2023).
Baca juga: Putar Balik Strategi Ganjar dan PDI-P Diduga akibat Efek Ekor Jas Tak Sekuat Jokowi
Aria menyatakan, keberlanjutan merupakan komitmen Ganjar-Mahfud, meski ada perbedaan dukungan politik antara PDI-P dan Presiden Jokowi.
Dia lantas menyebut bahwa Jokowi mulanya mendukung Ganjar.
Namun dukungan itu otomatis bergeser setelah putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, masuk ke gelanggang dengan menjadi calon wakil presiden Prabowo Subianto.
"Ini saja yang sedikit perbedaan antara Ganjar-Mahfud dan partai pengusung, dengan Pak Prabowo-Gibran dengan partai pengusungnya," ungkap Aria.
Baca juga: Ditanya Posisinya Oposisi atau Penerus Jokowi, Ini Jawaban Ganjar
Wakil Ketua Komisi VI DPR ini kemudian meminta perbedaan dukungan itu tidak lantas diarahkan pada narasi Ganjar-Mahfud tidak akan melanjutkan program-program pemerintahan Jokowi yang sudah baik.
Ia pun menegaskan, PDI-P tetap berkomitmen mengawal pemerintahan Jokowi hingga tuntas masa jabatan pada November 2024 mendatang.
"Kita tetap dukung penuh dalam konteks politik anggaran kemarin, juga di pengawasan sampai November 2024," ujarnya.
Lebih jauh, Aria mengatakan bahwa hal ini sudah dilakukan PDI-P sejak pertama kali mengusung Jokowi sebagai calon presiden pada Pemilu 2014.
Berbeda dengan Prabowo dan Partai Gerindra yang baru bersama Jokowi usai Pemilihan Presiden 2019.
Baca juga: Anjloknya Elektabilitas Ganjar dan Melejitnya Prabowo di Survei Litbang Kompas
Dari situ, Aria menuding Prabowo tidak mengerti tentang narasi besar yang ingin dibawa Jokowi untuk bangsa negara.
"Pak Prabowo mulai baru sejak 2019 ke 2024. Dan mungkin juga tidak mengerti betul tentang narasi besar pembangunan ekonomi Jokowi. Ini perlu kami sampaikan," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.