Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Optimis Prabowo-Gibran Menang Pilpres, TKN: Tanda-tanda Menang Itu Pertama Diserang

Kompas.com - 13/11/2023, 21:19 WIB
Tatang Guritno,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid mengaku optimis dapat memenangkan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Ia menganggap, tanda kemenangan itu tampak dari masifnya serangan politik yang ditujukan pada bakal calon presiden (bacapres) dan bakal calon wakil presiden (bacawapres) Koalisi Indonesia Maju (KIM) itu.

“Tanda-tanda orang menang itu biasanya selalu pertama diserang. Jadi, kalau kita mulai diserang itu tanda-tandanya kita, insya Allah akan menang,” ucap Nusron di Rumah Besar Relawan Prabowo-Gibran, Slipi, Jakarta, Senin (13/11/2023).

Ia lantas menyinggung pihak tertentu yang menyatakan adanya ancaman Pemilu 2024 tak berjalan dengan jujur dan adil.

Baca juga: Prabowo-Gibran Ambil Undian Nomor Urut Besok, TKN Minta Pendukung Tak Datangi KPU

“Kalau kemudian ada pihak-pihak tertentu yang dalam pidatonya mengatakan, misalnya, Indonesia sedang tidak baik-baik saja, proses pemilu ini tidak sedang baik-baik saja kan begitu kan,” tutur dia.

“Ya saya katakan, ya memang tidak baik-baik saja. Di mana baik-baik? Wong ada anak muda mau tampil menjadi pemimpin saja diributin. Gimana baik-baik saja?” sambung Nusron.

Baginya, kondisi Indonesia tidak dalam masalah. Sebab, mayoritas pemilih pada pemilu mendatang adalah anak muda.

Sehingga, wajar jika figur yang dicalonkan dalam Pilpres 2024 adalah anak muda.

Baca juga: KPU Tetapkan Prabowo-Gibran, Ganjar-Mahfud, dan Anies-Muhaimin Capres-Cawapres 2024

“Justru kita memberikan kesempatan dan karpet merah serta memberikan kesempatan yang luas kepada anak muda,” imbuh dia.

Sebelumnya, keresahan soal Pemilu 2024 disampaikan oleh Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh.

Surya menyebut adanya aparat negara yang condong mendukung pihak tertentu.

Sementara, Megawati mengatakan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal batas usia capres cawapres menunjukan adanya manipulasi hukum akibat kekuasaan yang mengabaikan politik yang berdasar pada nurani dan kebenaran.

Lantas, Presiden RI ke 5 itu meminta masyarakat untuk ikut mengawasi proses Pemilu 2024 dan tak takut menyampaikan jika menemukan kecurangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com