Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Elektabilitas Gibran, Populer di Jateng, Lemah di Nasional

Kompas.com - 02/11/2023, 16:24 WIB
Achmad Nasrudin Yahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon wakil presiden (cawapres) sekaligus Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menjadi salah satu sosok yang cukup popoler di telinga masyarakat Jawa Tengah.

Hal tersebut berdasarkan beberapa hasil survei yang dilakukan Litbang Kompas.

Berdasarkan hasil survei Litbang Kompas khusus di Jawa Tengah edisi 1-10 Desember 2022 misalnya, Gibran menjadi salah satu sosok yang dianggap layak maju sebagai presiden atau wakil presiden di Pilpres 2024.

Selain Gibran, ada dua nama lain yakni Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto. Hasil survei menunjukkan Ganjar 53,1 persen, Prabowo 1,7 persen, dan Gibran 0,5 persen.

Baca juga: Kaesang Bakal Dorong Penyelesaian Kasus HAM Berat Masuk Visi Misi Prabowo-Gibran

Kendati tak cukup populer untuk maju di Pilpres 2024, hasil survei kala itu memperlihatkan bahwa Gibran paling populer untuk maju menjadi Gubernur Jawa Tengah.

Elektabilitas Gibran menempati posisi teratas dengan persentase 14,3 persen, disusul mantan Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen 2,3 persen, dan mantan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi 2,3 persen.

Baca juga: Jawaban Kaesang soal Tak Ada Penyelesaian HAM Berat Masa Lalu di Visi Misi Prabowo-Gibran

Minimnya popularitas Gibran di tingkat nasional kala itu juga diperkuat dengan hasil survei Litbang Kompas edisi Mei 2023 dan Agustsu 2023.

Hasil survei menunjukkan hanya 0,1 persen responden yang menyebutkan nama Gibran sebagai capres maupun cawapres.

Terlepas dari minimnya pengenalan publik, Gibran akhirnya tetap dipilih oleh bakal capres Prabowo Subianto untuk menjadi pasangannya di Pilpres 2024.

Majunya Gibran sempat menuai polemik. Terlebih setelah putusan kontroversial Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai batas usia capres dan cawapres.

Tak sedikit yang menilai putusan tersebut merupakan "karpet merah" untuk Gibran agar bisa maju di Pilpres 2024.

Baca juga: Prabowo-Gibran Tak Janjikan Penyelesaian Kasus HAM Masa Lalu, Jubir Buka Suara

Selain itu, majunya Gibran dituding sebagai upaya Presiden Joko Widodo membangun dinasti politiknya.

Merespons kritik tersebut, Jokowi mengatakan bahwa isu dinasti politik akan dinilai oleh masyarakat sendiri. Pasalnya, rakyat merupakan penentu hasil pemilu, bukan para elite politik.

"(Yang menentukan) bukan kita, bukan elite, bukan partai, itulah demokrasi," kata Jokowi, Selasa (24/10/2023).

Sementara itu, Prabowo menganggap dinasti politik merupakan suatu hal yang wajar dan bukan hal negatif.

"Dinasti politik itu adalah sesuatu yang wajar. Kalau kita jujur, Anda lihat di semua partai, termasuk PDI-P, ada dinasti partai dan itu tidak negatif," kata Prabowo.

"Kenapa seolah-olah meninggalkan nilai-nilai progresif, tidak bener itu," sambungnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Nasional
Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Nasional
Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Nasional
Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Nasional
Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

Nasional
PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

Nasional
Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

Nasional
Timnas Lawan Irak Malam Ini, Jokowi Harap Indonesia Menang

Timnas Lawan Irak Malam Ini, Jokowi Harap Indonesia Menang

Nasional
Peringati Hardiknas, KSP: Jangan Ada Lagi Cerita Guru Terjerat Pinjol

Peringati Hardiknas, KSP: Jangan Ada Lagi Cerita Guru Terjerat Pinjol

Nasional
Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

Nasional
Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat 'Smart Card' Haji dari Pemerintah Saudi

Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat "Smart Card" Haji dari Pemerintah Saudi

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

Nasional
Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Nasional
Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

Nasional
Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri 'Triumvirat' dan Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri "Triumvirat" dan Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com