Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Susi Pudjiastuti Usul UU Otonomi Daerah Ditambah Klausul Khusus untuk Daerah Kepulauan

Kompas.com - 14/09/2023, 19:16 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti meminta ada tambahan klausul khusus untuk daerah kepulauan dalam UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang menjadi landasan otonomi daerah.

Menurut Susi, klausul khusus daerah kepulauan itu berguna agar pemerintah daerah yang wilayahnya memiliki luas lautan lebih besar ketimbang daratan, bisa mengatur anggaran khusus dan menerapkan kebijakan (policy) terkait lautan dan masyarakat pesisir.

"Ini yang saya pikir harus dipisahkan undang-undang otonomi ini, harus ada kekhususan untuk kabupaten-kabupaten pulau. Dari dana, dari apa. karena letaknya jauh, infrastruktur apa, mau bikin jalan, jembatan? Kan tidak mungkin," ucap Susi saat menjadi pembicara dalam seminar nasional di Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Rabu (13/9/2023).

Baca juga: Susi Pudjiastuti Usul Kapal Nelayan 10 GT Tak Perlu Urus Izin

Susi lantas mencontohkan wilayah Bangka dengan luas laut yang lebih besar dibandingkan wilayah darat. Di daerah itu, luas laut bisa mencapai 90 persen, sedangkan luas daratan hanya 10 persen.

Jika tidak punya kebijakan mengenai kelautan, maka pemda hanya mengatur luas daratan yang tidak lebih dari 30 persen tersebut. Belum lagi untuk mencapai kepulauan-kepulauan kecil memakan waktu lama karena tidak ada konektivitas yang mumpuni.

Hal yang sama juga terjadi di Jawa Barat. Pusat pemerintahan Jawa Barat ada di Kota Bandung, yang jauh dari wilayah Pantai Selatan dan Pangandaran.

"Kalau tanya orang Bangka, provinsinya di..., seperti misalnya di Natuna, provinsinya di Tanjung Pinang. (Ke) Tanjung Pinang (dari Natuna) pakai laut itu satu hari satu malam. Bagaimana pengamanan dan lain sebagainya?" ujar Susi.

"Konektivitas juga sulit. Jadi mestinya UU otonomi ini diminta bukan revisi, tapi (ada) klausul khusus yang memberikan keistimewaan kepada wilayah pulau-pulau," imbuh dia.

Baca juga: Wapres Harap Pilkada 2024 Lahirkan Kepala Daerah yang Komitmen terhadap Otonomi Daerah

Lebih lanjut Susi menyampaikan, kebijakan yang berpihak kepada masyarakat pesisir menjadi salah satu kunci mensejahterakan rakyat.

"Kalau keberpihakan tidak ada hitam di atas putih, ya omong doang. Karena pemerintah bekerja dengan nomenklatur bahasa anggaran, kalau nomenklatur tidak diubah, bupati mengubah (sendiri) nanti kena KPK. Kena persoalan, kan," jelas Susi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com