BOGOR, KOMPAS.com - Bakal calon presiden (capres) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Ganjar Pranowo menilai, industri kreatif Indonesia memiliki masa depan cerah.
Hal itu disampaikan Ganjar saat bertemu pelaku industri kreatif di Cibinong pada Sabtu (22/07/2023).
“Industri kreatif Indonesia sebetulnya punya masa depan yang luar biasa cerah karena Indonesia punya budaya yang sangat kaya dengan 1.400 suku bangsa,” kata Ganjar.
“Postur yang kaya seperti ini tidak dimiliki oleh negara lain. Bahan mentah terkait seni budaya begitu kaya di Indonesia dan sekali lagi tidak dimiliki oleh negara lain,” ucap dia.
Baca juga: Soal Bima Arya Ikut Blusukan, Ganjar: Beliau dari Awal Sudah Dukung
Selain pelaku industri seperti content creator Young Lex, pegiat musik digital Aldo Sianturi, musisi Once Mekel, pertemuan ini juga dihadiri oleh Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dan Wali Kota Bogor Bima Arya.
Ganjar pun merasa terhormat dikelilingi oleh begitu banyak musisi, seniman, dan kreator yang menginspirasi.
Menurut Ganjar, karya para pelaku industri itu sangat berarti bagi komunitas maupun bagi negara lantaran mampu mempersatukan banyak orang.
Dalam kesempatan itu, ia menyinggung industri Korea Selatan yang maju dengan monetisasi budaya K-pop sejak 2014. Bukan hanya musik, melainkan juga film dan kuliner.
“Korea untuk mempersiapkan itu butuh 20 tahun. Padahal dulu tidak diperhitungkan. Selain itu, Korea Selatan berdiri hanya beda 2 hari dari Indonesia. Artinya apa? Kita pasti juga bisa.” kata Ganjar.
“Kalau Indonesia mau seperti Korea bisa enggak? Bisa! Tapi harus ada political will untuk mengangkat industri budaya, industri kreatif, khususnya di sisi politik anggaran dan aturan. Ingat kita punya 17 subsektor di bawah industri kreatif,” ucap dia lagi.
Baca juga: Ganjar Sebut Keikutsertaan Gibran Blusukan di Bogor Bentuk Dukungan
Menurut Ganjar, Indonesia harus berani bermimpi dan melihat ke depan bahwa budaya Indonesia bisa diekspor sampai ke negara lain, sebagaimana budaya Korea atau budaya Jepang merajai berbagai negara lain.
“Tata kelola industri kreatif nasional perlu diperkuat dan diperdalam karena menyangkut banyak hal, pelakunya, hasilnya, dan seterusnya. Kalau tata kelolanya tidak ada, maka pelakunya yang dirugikan, bahkan negara pun akan dirugikan karena tidak bisa mengoptimalkan pendapatan pajak dari sektor tersebut,” kata Ganjar.
“Kalau tata kelolanya sudah ada, maka perlu kita perdalam agar dapat menjadi jawaban bagi peningkatan kesejahteraan para pelaku industri kreatif,” ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.