Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jannus TH Siahaan
Doktor Sosiologi

Doktor Sosiologi dari Universitas Padjadjaran. Pengamat sosial dan kebijakan publik. Peneliti di Indonesian Initiative for Sustainable Mining (IISM). Pernah berprofesi sebagai Wartawan dan bekerja di industri pertambangan.

"Reshuffle" Kabinet dan Langkah Politik Jokowi yang Semakin Ambigu

Kompas.com - 18/07/2023, 05:49 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

JOKOWI akhirnya melakukan reshuffle kabinet pada Juli 2023 ini. Satu menteri dan lima wakil Menteri (Wamen) dilantik di Istana Negara, Jakarta, tepat pada 17 Juli 2023.

Posisi Menkominfo yang sejak beberapa bulan sudah kosong karena kasus hukum yang menimpa Johnny G. Plate diisi oleh Budi Arie Setiadi, mantan Wakil Menteri Pembangunan Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

Arie, yang merupakan pemimpin Projo, yaitu organisasi relawan pendukung Jokowi sejak 2014, tidak sendiri di Kominfo. Ada wakil yang menemaninya, yakni Nezar Patria sebagai Wamenkominfo.

Sementara itu, jabatan yang ditinggalkan Arie diisi oleh Paiman Raharjo, pentolan relawan Sedulur Jokowi.

Lalu Wakil Menteri Luar Negeri diisi oleh Pahala Nugraha Mansury, Wakil Menteri BUMN diisi oleh Rosan Perkasa Roeslani, dan Wakil Menteri Agama diisi oleh Syaiful Rahmat Dasuki.

Setelah pelantikan Menkominfo dan 5 Wamen, Presiden Jokowi juga melantik dua anggota Wantimpres baru. Keduanya adalah Djan Faridz dan Gandi Sulistiyanto.

Ada beberapa hal menarik yang bisa dibaca dari reshuffle kali ini. Pertama, Jokowi tidak lagi melakukan perombakan kabinet berdasarkan dinamika politik di luar Istana atau tidak dimaksudkan untuk menjawab dialektika politik yang terjadi di barisan partai-partai anggota koalisi.

Misalnya, ketika reshuffle terakhir dilakukan, 15 Juni 2022, Jokowi mengakomodasi Partai Amanat Nasional di dalam kabinet untuk menjawab ketidakpastian komitmen Partai Nasdem kepada pemerintah setelah partai tersebut mencalonkan Anies Baswedan sebagai calon presiden resmi Partai Nasdem.

Dengan kata lain, reshuffle kali ini tidak dijadikan ajang untuk menyenangkan partai-partai koalisi karena tidak ditimbang berdasarkan komposisi dukungan politik partai-partai yang ada dalam barisan koalisi pemerintahan.

Kedua, Jokowi tidak mengakomodasi suara beberapa partai anggota koalisi, terutama PDIP, terkait dua menteri dari Partai Nasdem yang masih hadir di dalam kabinet.

Padahal Partai Nasdem sudah jelas-jelas dianggap berbeda jalur politik dengan Jokowi terkait dengan Pemilihan Presiden 2024 mendatang.

Bahkan banyak yang menganggap bahwa Partai Nasdem dan Surya Paloh sudah melakukan perlawanan politik kepada Jokowi.

Namun nyatanya reshuffle yang ditunggu-tunggu terkait ‘penyingkiran’ kader Partai Nasdem di dalam kabinet, tidak juga terjadi.

Memang pada akhirnya Johnny G. Plate, yang notabene adalah salah satu kader kelas wahid Partai Nasdem, harus melepaskan jabatannya sebagai Menkominfo. Namun peristiwa tersebut terjadi bukan karena penggunaan hak prerogatif presiden dalam merombak kabinet, tapi justru karena kasus hukum yang menimpa Sekjen DPP Partai Nasdem tersebut.

Ketika reshuffle dilakukan untuk mengisi kekosongan jabatan yang ditinggalkan Johnny G. Plate, ternyata Jokowi tidak melakukannya sekaligus untuk menyingkirkan kader Partai Nasdem lainnya, yakni Siti Nurbaya Bakar selaku Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan Syahrul Yasin Limpo selaku Menteri Pertanian.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com