KOMPAS.com - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek), Nadiem Makarim mengaku sedang menyiapkan platform semacam 'marketplace guru'.
Platform itu akan diimplementasikan pada 2024 yang nantinya menjadi basis data, agar semua sekolah bisa mengakses calon guru untuk mengajar di sekolah.
Namun wacana marketplace guru ini menuai pro dan kontra. Berikut rangkumannya:
Dalam marketplace guru, ada database yang baik terkait kondisi masing-masing sekolah. Sehingga kebutuhan guru akan terpenuhi dengan marketplace guru ini.
Baca juga: Apa Itu Marketplace Guru yang Jadi Solusi untuk Penuhi Kebutuhan Tenaga Pendidik?
Marketplace guru diyakini bisa meningkatkan kualitas guru di sekolah karena sekolah sendiri yang menentukan sesuai kriteria yang diinginkan.
Para guru diyakini terbantu lebih mudah karena tidak perlu menunggu lama pengangkatan guru mengingat sekolah bisa langsung memilih guru yang sesuai kriteria di marketplace.
Marketplace bisa memberikan kesempatan bagi semua guru yang ada di manapun termasuk di pelosok daerah.
Baca juga: Penjelasan Marketplace Guru dari Kemendikbud Ristek dan Tujuannya
Para guru bisa bebas bekerja mengajar di manapun dan bisa menjangkau luas karena tidak terpaku dengan daerahnya saja.
Calon guru bisa mendaftar dan memilih lokasi mengajar tanpa harus menunggu lagi proses perekrutan guru secara terpusat.
Selain itu, formasi guru berstatus Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) diberikan kepada pemerintah pusat.
Baca juga: Marketplace Guru