JAKARTA, KOMPAS.com - Pesawat tempur ringan TNI Angkatan Udara, Hawk 109/209 pernah mengukir kisah dramatis ketika menjaga pertahanan udara nasional.
Tak tanggung-tanggung, kisah itu tercipta ketika Hawk 109/209 memburu jet tempur canggih F/A-18 Hornet asing yang menyusup ke wilayah Indonesia.
Tepatnya di sekitar perbatasan Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Timor Timur yang kini bernama Timor Leste pada 16 September 1999.
Dikutip dari Majalah Angkasa Edisi Koleksi berjudul "Pesawat Kombatan TNI AU, dari Legenda Churen hingga Kedigdayaan Flanker", peristiwa itu terjadi tak lama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengumumkan hasil jajak pendapat rakyat Timor Timur.
Saat itu, Kedubes Jepang meminta izin kepada pemerintah untuk mengevakuasi warganya yang berada di Timor Timur dengan menggunakan helikopter SA-330 Puma.
Permintaan Kedubes Jepang langsung disanggupi oleh Komando Sektor II, Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas).
Alasan Indonesia menyanggupi permintaan Jepang tak lain karena faktor kemanusiaan.
Baca juga: TNI AU Investigasi Insiden Pesawat Tempur Hawk Gagal Lepas Landas di Pekanbaru
Akan tetapi, tak lama setelah izin dikeluarkan, operator radar Ground Control Interception (GCI) Satuan Radar 251 Kupang mencium gelagat mencurigakan.
Operator menangkap kejanggalan ketika helikopter yang dilaporkan terbang justru tiba-tiba keluar dari jalur penerbangan. Begitu juga dengan arah dan kecepatan pesawat juga berubah.
Pesawat yang ditangkap radar justru terbang mengarah ke posisi Satuan Radar 251.
Operator Satuan Radar 251, Mayor (Lek) Haposan Simatupang yang mencium kejanggalan langsung meminta dua jet tempur TNI AU, Hawk 109/209 memantau pesawat yang dimaksud. Kebetulan, Hawk 109/209 ketika itu tengah berpatroli di atas Kupang.
Dua Hawk dipiloti Kapten (Pnb) Azhar Aditama, Mayor (Pnb) Henry Alfiandi, dan Lettu (Pnb) Atonius Mengko.
Menyadari penerbangannya mulai dipantau Hawk TNI AU, pesawat penyusup itu langsung mengubah arah dan menambah kecepatannya secara drastis.
Sang operator maupun para penempur TNI AU benar-benar heran ketika mengetahui sebuah helikopter mampu melesat dengan cepat.
Pasalnya, pesawat tersebut melaju dari semula 160 knot menjadi 675 knot. Bahkan, pesawat tersebut secara mengejutkan mampu menanjak menanjak dari ketinggian 8.000 kaki menjadi 40.000 kaki.