JAKARTA, KOMPAS.com - Tim kecil dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Golkar kembali bertemu usai menjadi motor dari pembentukan koalisi besar di Restoran Pulau Dua, Senayan, Jakarta, Rabu (10/5/2023) siang ini.
PKB dan Golkar mengadakan pertemuan secara tertutup selama 2 jam. Mereka mengaku membicarakan masalah teknis dalam pembangunan koalisi besar.
Utusan tim pemenangan koalisi besar sekaligus Ketua Bappilu Partai Golkar Nusron Wahid mengatakan PKB dan Golkar bertekad untuk mengajak partai lain supaya bergabung ke dalam koalisi besar.
"Mempunyai tekad bersama untuk mengajak koalisi kepada partai-partai yang lain, baik partai parlemen maupun non parlemen untuk bersama-sama dalam Pilpres 2024 nanti dalam bangunan koalisi yang sama," ujar Nusron dalam jumpa pers di Senayan, Rabu siang.
Baca juga: PKB Ingin Golkar Turut Dukung Prabowo-Muhaimin pada Pilpres 2024
Nusron menjelaskan, PKB dan Golkar membahas secara teknis dan detail tentang cara kerja koalisi besar ke depannya.
Selain itu, mereka juga membahas mengenai strategi agar koalisi besar bisa mencapai titik kemenangan pada Pilpres 2024 mendatang.
"Salah satunya yang dibahas adalah nanti bagaimana pembagian wilayah kerja, dan sebagainya. Itu yang sudah kita bicarakan tadi secara bersama-sama untuk membincangkan tentang desain pola kerja dan bangunan daripada koalisi itu sendiri," tuturnya.
Sementara itu, utusan pemenangan koalisi besar sekaligus Ketua DPP PKB Faisol Riza mengatakan PKB dan Golkar juga saling memberi informasi mengenai perkembangan politik dari masing-masing partai.
Baca juga: Nasdem Anggap KIB Bubar Usai PPP Usung Ganjar, Ajak Golkar Gabung ke KPP
Pasalnya, kata dia, dinamika politik dan pencapresan yang terjadi saat ini semakin lama semakin menarik.
"Secara garis besar Pak Nusron sudah menyampaikan bahwa kami ingin Golkar dan PKB menjadi partai utama yang menyokong koalisi yang besar yang diperluas bersama Partai Gerindra dan partai parlemen maupun non parlemen yang lain," ucap Faisol.
Faisol mengklaim sudah ada satu partai parlemen yang akan masuk ke koalisi besar.
Sementara, partai non parlemen banyak yang tertarik untuk bergabung bersama koalisi besar.
"Ada kemungkinan partai yang kabarnya dari awal mendukung Pak Ganjar juga akan berbalik untuk bergabung di koalisi ini," imbuh dia.
Pada Rabu (3/5/2023) lalu, Airlangga Hartarto dan Cak Imin mengumumkan kalau PKB dan Golkar sepakat untuk menjadi motor dalam membangun komunikasi dengan partai-partai yang ingin melanjutkan program pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan membentuk koalisi besar.
"Kita siap untuk menjadi inti daripada menjaga pembangunan dan juga untuk melakukan komunikasi-komunikasi politik terhadap partai-partai yang memang ingin melanjutkan program ke depan," kata Airlangga dalam konferensi pers setelah pertemuan.
Airlangga tidak menampik bahwa kedua partai ini akan melobi kolega di masing-masing koalisinya untuk melebur dan menjadi sebuah koalisi besar.
Baca juga: Menerka Capres dari Koalisi Besar: Kalau Bukan Ganjar, lalu Siapa?
Adapun, Golkar tergabung dalam KIB dengan Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Sedangkan PKB tergabung dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) dengan Partai Gerindra.
"Kita berdua berbicara koalisi besar, besar itu membutuhkan koalisi inti dan koalisi inti itulah yang kita duduk bersama," kata Airlangga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.