Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNPB Minta Bantuan Logistik dan Dana Dikumpulkan di Pendopo Bupati Cianjur

Kompas.com - 23/11/2022, 20:37 WIB
Fika Nurul Ulya,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto meminta agar seluruh donasi dan bantuan untuk korban gempa bumi di Cianjur, Jawa Barat, dikumpulkan di posko utama.

Adapun posko utama terletak di Pendopo Kantor Bupati Cianjur. Dengan demikian, ia berharap distribusi logistik tertib dan rapi sehingga dibagikan sama rata sesuai kebutuhan.

"Semua logistik baik dari pemerintah atau bantuan dari mana pun diharapkan melalui posko utama di depan Pendopo (Kantor Bupati Cianjur)," kata Suharyanto dalam konferensi pers secara daring, Rabu (23/11/2022).

Baca juga: Ke Cianjur untuk Urus Bisnisnya, Seorang Warga Bekasi Jadi Korban Gempa

Nantinya, bantuan yang terkumpul akan disimpan di dua gudang, salah satunya gudang milik BPBD. Lalu, setiap jam 8.00 pagi, para camat akan mengajukan kebutuhan di masing-masing kecamatan.

Kemudian, pada pukul 9.00 WIB, Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Cianjur, TNI/Polri, BNPB, BPBD, serta petugas lainnya akan membawa logistik tersebut menggunakan truk.

"Kebutuhan dari logistik di tiap kecamatan segera pagi-pagi didorong ke kantor camat masing-masing," ujar Suharyanto.

Selanjutnya, kepala desa dibantu Babinsa dan Babinkamtibmas segera mendistribusi bantuan tersebut ke titik-titik pengungsian.

Baca juga: UPDATE Gempa Cianjur: 271 Meninggal, 61.908 Warga Masih Mengungsi

 

Menurut dia, kepala desa akan lebih tahu kondisi warganya dan apa saja yang dibutuhkan warga.

"Jadi tidak ada lagi yang satu sisi dapat logistik yang berlebihan, di sisi lain ada yang tidak dapat logistik. Karena nanti yang main di lapangan adalah Babinsa, Babinkamtibmas yang paham daerahnya," kata Suharyanto.

Lebih lanjut, dia mengimbau para relawan tidak bergerak sendiri-sendiri ke beberapa kecamatan. Hal ini, menurut dia, bisa menghambat evakuasi korban yang hilang.

Ia mengatakan, 6.000 personel lapangan yang turun mencari korban jiwa sempat kesulitan karena adanya penumpukan di jalan yang menimbulkan kemacetan. Curah hujan pun mempersulit evakuasi korban jiwa.

"Bantuan itu akan disalurkan ke yang berhak, baik bantuan berupa logistik, barang, maupun dana. Jangan bergerak sendiri-sendiri karena kita ketahui bersama cuaca hujan, jalanan becek, daerah bencana rata-rata jalannya kecil jadi numpuk, macet," ucap dia.

Gempa bumi mengguncang Kabupaten Cianjur pada Senin (21/11/2022) pukul 13.21 WIB.

Gempa dengan M 5,6 itu mengakibatkan ratusan korban meninggal dunia serta ribuan lainnya mengalami luka-luka.

Baca juga: BMKG: Ada 171 Gempa Susulan di Cianjur hingga Rabu Sore

Hingga Rabu sore, korban tewas mencapai 271 orang, korban luka-luka mencapai 2.043 orang, dan jumlah warga mengungsi mencapai 61.908 orang.

Kemudian, 56.320 rumah mengalami kerusakan. Rumah rusak itu terdiri dari rumah yang rusak berat 22.241 unit, rusak sedang 11.641 unit, dan rusak ringan 22.090 unit.

Tak hanya itu, ada 31 sekolah, 124 unit rumah ibadah, 13 gedung pemerintah, serta 3 rumah sakit mengalami kerusakan.

Tercatat, sebanyak 15 kecamatan terdampak gempa, atau bertambah 3 kecamatan dari hari sebelumnya.

Kecamatan tersebut yaitu Cianjur, Karang Tengah, Warung Kondang, Cilaku, Gekbrong, Cugenang, Cibeber, Sukaluyu, Sukaresmi, Pacet, Bojong Picung, Cikalong Kulon, Mande, Cipanas, dan Haurwangi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pimpin Rakernas XVII Apeksi, Walkot Surabaya Satukan Sistem Aplikasi Kota Seluruh Indonesia

Pimpin Rakernas XVII Apeksi, Walkot Surabaya Satukan Sistem Aplikasi Kota Seluruh Indonesia

BrandzView
Bobby Akan Tetap Minta Rekomendasi ke PDI-P untuk Maju Pilkada Sumut

Bobby Akan Tetap Minta Rekomendasi ke PDI-P untuk Maju Pilkada Sumut

Nasional
RUU MK Belum Disahkan, Puan: Buat Apa Terburu-buru kalau Nanti Tak Bermanfaat

RUU MK Belum Disahkan, Puan: Buat Apa Terburu-buru kalau Nanti Tak Bermanfaat

Nasional
Komisi II Buka Peluang Panggil Pemerintah, Minta Penjelasan Soal Pengunduran Diri Bos Otorita IKN

Komisi II Buka Peluang Panggil Pemerintah, Minta Penjelasan Soal Pengunduran Diri Bos Otorita IKN

Nasional
KPK Akan Konfirmasi Hasto soal Informasi Baru Terkait Harun Masiku

KPK Akan Konfirmasi Hasto soal Informasi Baru Terkait Harun Masiku

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Janji Segera Limpahkan Berkas 20 Tersangka Lain

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Janji Segera Limpahkan Berkas 20 Tersangka Lain

Nasional
5 Pimpinan MPR RI Sambangi Nasdem Tower

5 Pimpinan MPR RI Sambangi Nasdem Tower

Nasional
Adam Deni Divonis 6 Bulan Bui di Kasus Ke-2 dengan Ahmad Sahroni

Adam Deni Divonis 6 Bulan Bui di Kasus Ke-2 dengan Ahmad Sahroni

Nasional
Jokowi Blak-blakan soal Harga lahan di IKN

Jokowi Blak-blakan soal Harga lahan di IKN

Nasional
Pimpinan Komisi II Kritik Putusan MA, Aturan Tak Bisa Diutak-atik demi Kepentingan Pihak Tertentu

Pimpinan Komisi II Kritik Putusan MA, Aturan Tak Bisa Diutak-atik demi Kepentingan Pihak Tertentu

Nasional
Pekan Depan, KPK Panggil Sekjen PDI-P Jadi Saksi Kasus Harun Masiku

Pekan Depan, KPK Panggil Sekjen PDI-P Jadi Saksi Kasus Harun Masiku

Nasional
Pimpinan Otorita IKN Mundur, Posisi Ridwan Kamil Disinggung

Pimpinan Otorita IKN Mundur, Posisi Ridwan Kamil Disinggung

Nasional
Belum Terjual, Mobil Rubicon Mario Dandy Turun Harga Jadi Rp 600 Juta

Belum Terjual, Mobil Rubicon Mario Dandy Turun Harga Jadi Rp 600 Juta

Nasional
Diduga Ada Tekanan Bikin Pucuk Pimpinan Otorita IKN Mundur

Diduga Ada Tekanan Bikin Pucuk Pimpinan Otorita IKN Mundur

Nasional
Pimpinan Otorita IKN Mundur Diduga Akibat Target Kurang Realistis

Pimpinan Otorita IKN Mundur Diduga Akibat Target Kurang Realistis

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com