JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo menyampaikan bahwa pihaknya dan stakeholder terkait tengah fokus melakukan proses evakuasi korban gempa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Adapun, gempa di Cianjur terjadi pada Senin (21/11/2022) dengan magnitudo 5,6.
"Laporan dari Pak Kapusdokes untuk Tim DVI juga sudah bekerja, dari korban-korban yang dirujuk di rumah sakit bisa saya katakan bahwa sudah 90 persen dapat teridentifikasi," ujar Dedi kepada wartawan, Selasa (22/11/2022).
Dedi mengungkapkan memang masih ada korban meninggal dunia yang belum teridentifikasi.
Namun, menurut dia, tim masih bekerja agar korban bisa segera diidentifikasi dan diserahkan ke pihak keluarganya.
Baca juga: Kemensos Dirikan Tenda, Dapur Umum, Toilet, hingga Sarana Air Bersih untuk Korban Gempa Cianjur
"Tinggal sedikit saja korban yang belum teridentifikasi, tim DVI sedang bekerja keras untuk segera mengidentifikasi korban dan menyerahkan ke pihak keluarga," ujar dia.
Ia menambahkan proses evakuasi dan bantuan ke korban yang selamat sangat memerlukan sinergitas dan kolaborasi antara pemerintah daerah (pemda), TNI, Polri, BNPB, Basarnas relawan, serta seluruh masyarakat.
Dedi juga menyebut, jajaran Polri dan pemangku kewenangan terkait masih melakukan evakuasi serta pencarian untuk korban lainnya.
Sebab, ia menyebut masih ada daerah yang terisolasi akibat longsor.
Baca juga: Mengapa Gempa M 5,6 di Cianjur Sangat Merusak? Ini Penjelasan BMKG
"Info dari Pak Kapolres masih ada sekitar 30 korban yang masih dalam proses evakuasi dan pencarian. Ada beberapa titik yang masih terisolir. Di Cikidang dan Nagrak, itu yang masih agak terisolir," ucapnya.
Diketahui, gempa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (21/11/2022) memakan ratusan korban. Sebanyak 162 orang meninggal dunia berdasarkan data Gubernur Jawa Barat.
Dari data yang sama, tercatat ada 326 warga luka-luka dan 13.784 orang mengungsi. Lokasi pengungsian tersebar 14 titik.
"Tercatat di call center BPBD ada 162 yang meninggal dunia. Mayoritas yang meninggal dunia adalah anak-anak, kita sangat prihatin," ucap Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di Pendopo Bupati Cianjur, Senin malam pukul 21.30 WIB.
Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, menyebut, banyak korban anak karena saat kejadian banyak siswa sekolah yang sedang belajar di madrasah atau pesantren.
Emil belum mendapat data pasti berapa jumlah anak yang menjadi korban gempa bermagnitudo 5,6 itu.
"Nah, per malam ini kita masih mengklasifikasi persentasenya, tapi laporan di lapangan selalu menyebutkan secara kualitatif mayoritas anak-anak," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.