Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhir Pandemi Diprediksi Terjadi pada Kuartal Pertama 2023, Pakar: Selama Vaksin Booster dan Prokes Digencarkan

Kompas.com - 02/11/2022, 15:53 WIB
Fika Nurul Ulya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Keamanan dan Ketahanan Kesehatan Global, Dicky Budiman, optimistis akhir pandemi Covid-19 bisa tercapai pada kuartal pertama tahun 2023.

Kendati begitu, tercapainya akhir pandemi tergantung dari gencarnya vaksinasi booster dan penerapan protokol kekehatan saat varian Omicron masih terus bermutasi. Jika tidak diterapkan, akhir pandemi bisa saja mundur.

"Saya masih bisa optimis di kuartal pertama tahun depan masih bisa kita raih (akhir pandemi Covid-19), tapi kalau kita tidak mengambil pelajaran dan tidak berupaya meningkatkan modal imunitas yang memadai, kita akan mundur," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Rabu (2/11/2022).

Dicky menuturkan, mundur atau tidaknya akhir pandemi juga akan bergantung pada karakter virus.

Baca juga: Sekali Lagi, Pandemi Corona Belum Jadi Endemi!

Adapun saat ini, subvarian XBB dinilai memiliki tingkat infeksi yang jauh lebih cepat dari subvarian BA.5 dan BA.2.

Pasalnya, XBB memiliki kemampuan untuk menerobos antibodi yang terbentuk dari kombinasi infeksi dan vaksinasi.

"Jadi akan sangat bergantung pada karakter dari virus itu sendiri yang juga tidak lepas dari intervensi (penerapan protokol kesehatan) tadi, jadi ini ada aksi reaksi atau ada hubungan sebab akibat yang tidak bisa kita abaikan," ucap dia.

Oleh karena itu kata Dicky, konsistensi penerapan protokol kesehatan dan mempercepat intervensi dengan mengakses vaksinasi booster akan mampu mengakhiri pandemi jauh lebih cepat.

Baca juga: Satgas: Penuhi 5 Indikator jika Indonesia Ingin Segera Keluar dari Pandemi

Dalam hal ini, pemerintah juga harus memastikan bahwa suplai vaksin booster tersedia di berbagai daerah dan memberi edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya vaksinasi.

"Kemudian bukan hanya konsistensi, tapi juga kesetaraan respon di berbagai daerah dan bahkan dunia. Setidaknya dunia ini memberikan respon yang relatif sama dengan modal utama di vaksinasi yang memadai. Ini yang masih menjadi PR saat ini dan menjadi masalah," jelas Dicky.

Sayangnya lanjut Dicky, cakupan vaksinasi sebagai modal imunitas di masyarakat masih rendah, bukan hanya di level nasional namun di level dunia. Masih banyak negara-negara miskin yang sulit mendapat akses vaksin.

Baca juga: Satgas Covid-19: WHO Katakan Status Pandemi Covid-19 Masih Berlangsung

Jika ditambah dengan pengabaian/kelonggaran protokol kesehatan, virus lebih leluasa bersirkulasi dan menginfeksi sehingga karakternya akan lebih cepat beradaptasi dan lebih kuat.

Hal ini tecermin dari subvarian XBB yang memiliki kemampuan menginfeksi jauh lebih efektif.

"Ini yang akhirnya memundurkan akhir pandemi atau memperlama durasi. Keberadaan subvarian baru bergantung pada seberapa besar cakupan dari vaksinasi dan upaya 3M, 3T. Penerapan memang tidak mesti semasif yang ssbelumnya, tapi pada level yang memadai," jelas Dicky.

Sebagai informasi, kasus Covid-19 di Indonesia mengalami peningkatan dalam beberapa waktu terakhir. Per Selasa (1/11/2022) pukul 12.00 WIB, kasus Covid-19 bertambah 4.707 kasus dalam 24 jam terakhir.

Baca juga: Pandemi Mulai Terkendali, Kebutuhan Vaksin Dinilai Masih Sangat Tinggi

Dengan demikian, total kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 6.497.786 terhitung sejak kasus pertama diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020.

DKI Jakarta menempati posisi dengan penambahan kasus konfirmasi paling banyak, yaitu 1.559 kasus.

Kemudian Jawa Barat 744 kasus, Jawa Timur 595 kasus, Banten 409 kasus, dan Jawa Tengah 314 kasus.

Sementara itu, kasus aktif naik 2.608 kasus dalam 24 jam terakhir, sehingga totalnya mencapai 27.262 kasus aktif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sidang SYL, KPK Hadirkan Sejumlah Pegawai Kementan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Sejumlah Pegawai Kementan Jadi Saksi

Nasional
Kemenag Imbau Jemaah Haji Lansia Manfaatkan Rukhsah Saat Beribadah

Kemenag Imbau Jemaah Haji Lansia Manfaatkan Rukhsah Saat Beribadah

Nasional
Kemenag Akan Gelar Sidang Isbat Lebaran Idul Adha 7 Juni 2024

Kemenag Akan Gelar Sidang Isbat Lebaran Idul Adha 7 Juni 2024

Nasional
Romlah Melawan Katarak demi Sepotong Baju untuk Sang Cucu

Romlah Melawan Katarak demi Sepotong Baju untuk Sang Cucu

Nasional
“Deal” Politik Nasdem dan PKB Bakal Jadi Penentu Dukungan untuk Anies Maju pada Pilkada Jakarta 2024

“Deal” Politik Nasdem dan PKB Bakal Jadi Penentu Dukungan untuk Anies Maju pada Pilkada Jakarta 2024

Nasional
Bendum dan Wabendum Partai Nasdem Jadi Saksi di Sidang SYL Hari Ini

Bendum dan Wabendum Partai Nasdem Jadi Saksi di Sidang SYL Hari Ini

Nasional
Tak Khawatirkan Gempa di Senabang Aceh, Risma: Posisinya di Laut...

Tak Khawatirkan Gempa di Senabang Aceh, Risma: Posisinya di Laut...

Nasional
PKS Minta Uang Program Tapera Tidak Dipakai untuk Proyek Risiko Tinggi seperti IKN

PKS Minta Uang Program Tapera Tidak Dipakai untuk Proyek Risiko Tinggi seperti IKN

Nasional
DPR Akan Panggil Pemerintah Terkait Polemik Pemotongan Gaji untuk Tapera

DPR Akan Panggil Pemerintah Terkait Polemik Pemotongan Gaji untuk Tapera

Nasional
Diminta Perbanyak Renovasi Rumah Lansia, Risma: Mohon Maaf, Anggaran Kami Terbatas

Diminta Perbanyak Renovasi Rumah Lansia, Risma: Mohon Maaf, Anggaran Kami Terbatas

Nasional
Hari Ini, Ahmad Sahroni Jadi Saksi di Sidang SYL

Hari Ini, Ahmad Sahroni Jadi Saksi di Sidang SYL

Nasional
Partai Buruh Tolak Gaji Karyawan Dipotong untuk Tapera, Singgung Cicilan Rumah Subsidi

Partai Buruh Tolak Gaji Karyawan Dipotong untuk Tapera, Singgung Cicilan Rumah Subsidi

Nasional
Istri, Anak, dan Cucu SYL Kembali Jadi Saksi dalam Sidang Hari Ini

Istri, Anak, dan Cucu SYL Kembali Jadi Saksi dalam Sidang Hari Ini

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anak SYL Disentil Hakim | Jampidsus Dilaporkan ke KPK Atas Dugaan Pemufakatan Jahat

[POPULER NASIONAL] Anak SYL Disentil Hakim | Jampidsus Dilaporkan ke KPK Atas Dugaan Pemufakatan Jahat

Nasional
Tanggal 2 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 2 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com