Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ganjar Respons Larangan Megawati untuk "Dansa Politik": Akrobatik Kali Ya

Kompas.com - 23/09/2022, 13:48 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengungkapkan isi arahan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri saat acara koordinasi kepala daerah PDI-P di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta, Kamis (22/9/2022).

Ganjar pun menirukan ucapan Megawati agar kepala daerah tidak ikut "dansa-dansa politik" Pemilu 2024.

"Ya pada enggak usah ikut dansa politik gitu," kata Ganjar ditemui di Sekolah Partai, Jakarta, Kamis.

Setelah itu, awak media yang mengerubunginya menghujani sejumlah pertanyaan.

Pertanyaan yang muncul masih sama yaitu maksud dari dansa-dansa politik yang diingatkan Megawati.

Baca juga: Tak Diundang Lagi di Acara PDI-P, Ganjar Disebut seperti Anak Kos di Partai Sendiri

Namun, ia sendiri juga mengaku tak mengetahui pasti maksud dari larangan untuk berdansa politik itu.

"Akrobat kali ya," Ganjar berkelakar.

Kader PDI-P itu kemudian menyatakan sikapnya menanggapi ucapan Megawati.

Ia mengaku bakal mengikuti ucapan Megawati tersebut dan fokus pada pembangunan di Jawa Tengah.

"Ya sudah, tugas kita kan suruh diperintahkan untuk ngurus daerah. Ya sudah, kan kita kepala daerah," tegasnya.

Baca juga: Berat Sebelah PDI-P ke Puan soal Pencapresan dan Potensi Manuver Ganjar...

Sebelumnya, Megawati Soekarnoputri memberikan pengarahan kepada para kader partai yang menjabat sebagai kepala daerah dalam acara yang bertema "Kebijakan Pembangunan Trisakti" di Sekolah Partai, Kamis.

Dalam pengarahannya itu, dia meminta agar para kepala daerah yang merupakan kader partainya, tidak ikut melakukan "dansa-dansa" politik terkait Pemilu 2024.

Megawati pun meminta para kepala daerah fokus melakukan kerja riil di tengah rakyat, seperti mewujudkan kedaulatan pangan.

"Saya minta laporannya (kerja nyata) segera disampaikan," kata Megawati.

Megawati juga mengingatkan terkait program relokasi warga dari lingkungan kumuh ke lokasi permukiman yang lebih baik dan manusiawi.

Bagi Megawati, memastikan para kader partai berdisiplin menjalankan kerja-kerja demikian, menjadi lebih penting dari yang lainnya.

"Sebab dengan kerja kerakyatan penuh kedisiplinan begitu, rakyat juga pasti akan memilih kalian kembali," ujarnya.

Megawati juga mengingatkan para kader, khususnya kepala daerah, untuk menjaga perilaku dan menjauhkan diri dari perilaku koruptif.

Presiden ke-5 RI itu juga meminta semua kader PDI-P harus membangun legacy atau peninggalan di wilayahnya masing-masing. Caranya, kata dia, dengan membuat prestasi sebanyak-banyaknya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com