Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenlu Jelaskan soal Kepastian Kehadiran Putin di KTT G20

Kompas.com - 19/05/2022, 16:36 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Co-Sherpa G20 Indonesia, Duta Besar Dian Triansyah Djani menjelaskan soal kepastian hadir atau tidaknya Presiden Rusia Vladimir Putin dalam KTT G20 pada November mendatang.

Menurutnya, konfirmasi kepastian hadirnya kepala negara di forum KTT akan disampaikan saat mendekati pelaksanaan agenda.

"Seperti yang telah saya sampaikan sebelumnya, KTT ini masih enam bulan ke depan. Dan seperti biasanya jika ada pertemuan internasional pada tingkat kepala negara, biasanya kepala-kepala negara itu menyampaikan konfirmasinya mendekati tanggal-tanggal KTT tersebut," jelas Triansyah dalam press briefing mingguan secara virtual yang digelar Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) pada Kamis (19/5/2022).

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-80 Serangan Rusia ke Ukraina, Kyiv Yakin Menang Akhir Tahun, Putin Peringatkan Finlandia

"Jadi Presiden Putin maupun presiden-presiden lainnya mestinya akan (mengonfirmasi) mendekati tanggal-tanggal itu," lanjutnya.

Sebelumnya diberitakan, Presiden Rusia Vladimir Putin berencana menghadiri KTT G20 akhir tahun ini di Indonesia.

Hal itu dipastikan oleh pihak Moskwa sebagaimana dilaporkan kantor berita AFP.

Namun, rencana kehadiran Putin itu ditolak oleh pemimpin banyak negara G20.

Salah satunya, perdana Menteri Kanada Justin Trudeau tidak ingin melihat Presiden Rusia Vladimir Putin pada pertemuan G20 tahun ini dengan alasan invasi Rusia ke Ukraina.

Dilansir AFP, Trudeau mengaku telah bertukar pikiran dengan Presiden Indonesia Joko Widodo, yang menjadi tuan rumah pertemuan ekonomi utama pada November tahun ini.

Baca juga: 6 Pokok Perbincangan Jokowi dengan Zelensky dan Putin

Trudeau menyebut bahwa kehadiran Putin akan "sangat sulit bagi kami dan tidak produktif untuk G20."

"Ini akan menjadi masalah besar bagi banyak negara, termasuk Kanada," katanya kepada wartawan di Ottawa.

Trudeau menjelaskan bahwa KTT G20 adalah tentang "bagaimana kita mengelola dan mendorong pertumbuhan ekonomi di seluruh dunia."

"Rusia dengan invasi ilegalnya ke Ukraina telah menjungkirbalikkan pertumbuhan ekonomi bagi semua orang di seluruh dunia. (Rusia) tidak mungkin menjadi mitra konstruktif dalam cara kita mengelola krisis yang diciptakan oleh invasi ilegal Rusia ke Ukraina," tambahnya.

"Intinya adalah tidak mungkin bertindak seperti biasa saat Vladimir Putin hanya duduk di sekitar meja, berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja, karena itu tidak baik-baik saja, dan itu salahnya."

Baca juga: Jokowi: Presiden Putin Menyatakan Hadir di KTT G20

Selain itu, Presiden AS Joe Biden sebelumnya juga mendukung pengusiran Rusia dari kelompok ekonomi utama G20.

Sementara Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan, Putin harus dilarang menghadiri pertemuan puncak kelompok itu di Bali.

Adapun Brasil dan China menentang pemberian hak kepada Rusia, sementara Indonesia mengatakan akan tetap "tidak memihak".

Pekan lalu, utusan Moskwa untuk Jakarta memang mengatakan bahwa Putin berencana menghadiri pertemuan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com