Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kala Es Puncak Jayawijaya Semakin Menyusut...

Kompas.com - 22/03/2022, 05:09 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kabar kurang sedap disampaikan oleh Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati. Dia mengatakan, menurut perkiraan lapisan es yang berada di Puncak Jayawijaya, Papua akan punah pada 2025 mendatang.

Dari hasil penelitian BMKG memperlihatkan terjadi penyusutan lapisan es di Puncak Jaya.

"Penyusutan gunung es puncak Jayawijaya yang diteliti oleh BMKG, diprediksi tahun 2025 es itu sudah punah, sudah tidak ada di Puncak Jaya Wijaya lagi," kata Dwikorita dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi V DPR, Senin (21/3/2022) kemarin.

Dwikorita mengatakan, saat ini hanya tersisa 1 persen area es di Puncak Jayawijaya.

Puncak Jaya dari 200 kilometer persegi, sekarang tinggal 2 kilometer persegi," ujar Dwikorita.

Dwikorita menjelaskan, menyusutnya es di Puncak Jaya dikarenakan terjadinya perubahan iklim.

Baca juga: Cerita Dingo, Anjing Bernyanyi Papua yang Viral, Dianggap Sakral Suku Moni di Pegunungan Carstensz

Perubahan iklim yang slit dibendung memang mengancam keberadaan salju abadi di Puncak Jayawijaya. Selain itu, gletser yang berada di Puncak Jayawijaya tidak mampu bertahan terlalu lama di tengah terpaan cuaca panas iklim tropis.

Puncak pegunungan Jayawijaya yang tertutup lapisan es pertama kali dilihat oleh pelaut asal Belanda, Jan Carstenszoon, pada 1623. Saat itu dia ditugaskan oleh Perusahaan Dagang Hindia Timur (VOC) untuk menjelajah ke wilayah timur untuk menelusuri wilayah daratan yang saat ini dikenal sebagai Papua dan Papua Barat sampai Papua Nugini.

Ketika dia pulang dan menceritakan melihat puncak gunung bersalju di wilayah tropis, Jan justru menjadi bahan olok-olok. Fakta bahwa ada puncak gunung yang bersalju di wilayah Hindia Belanda baru diungkap melalui ekspedisi pada 1909 yang dilakukan oleh Hendrik Albert Lorentz. Saat itu dia berhasil puncak yang diselimuti salju.

Ekspedisi ke pegunungan Carstensz berlanjut pada 1936. Saat itu tiga pendaki yakni Anton Colijn, Jean Jacques Dozy, dan Frits Wissel berhasil mencapai Puncak Timur Carstensz dan Ngga Pulu.

Puncak Piramida Carstensz atau Carstensz Pyramid yang paling tinggi yakni 4.884 meter di atas permukaan laut baru bisa dicapai pada 1962. Ekspedisi itu dipimpin oleh pendaki gunung kawakan asal Austria Heinrich Harrer, pendaki gunung asal Selandia baru Robert Phillip Temple, pemanjat tebing dari Australia Russell Kippax, dan seorang tentara Belanda Albertus "Bert" Huizinga.

Baca juga: 5 Fakta Kematian Pemandu Puncak Carstensz, Tertimpa Longsor hingga Kendala Cuaca saat Evakuasi

Ketinggian puncak gunung menyebabkan temperatur di puncak sangat dingin. Temperatur udara akan turun 1 derajat untuk setiap ketinggian 100 meter. Dengan ketinggian gunung 4.884, temperatur di Puncak Jayawijaya akan turun sekitar 49 derajat Celsius dari temperatur di permukaan laut.

Menurut data pada 1992, salju di Puncak Jaya mencapai areal seluas 3.300 ha. Salju tersebut berada di pegunungan kars. Secara umum, kars Papua berada di pematang perbukitan tengah dengan ketinggian 3000 - 4.500 mdpl.

Baca juga: Kisah Rosna, Wanita Asal Maluku Pertama yang Sujud Syukur di Puncak Carstensz

Kawasan ini juga menandai luasnya penyebaran kars di Indonesia. Namun, seiring pemanasan global luas Puncak Carstensz Pyramid yang tertutup salju semakin berkurang.

Pegunungan Jayawijaya memiliki sejumlah puncak yang memiliki ketinggian berbeda, yaitu Puncak Jaya (4.884 mdpl), Puncak Mandala (4.760 mdpl), Puncak Trikora (4.730 mdpl), Puncak Indeberg (4.673 mdpl), Puncak Yamin (4.535 mdpl), dan Puncak Carstensz Timur (4.400 mdpl).

(Editor : Dini Daniswari)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com