Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Ingin NU-Muhammadiyah Dapat Nobel Perdamaian, Gus Muhaimin Minta Bantuan Dubes Norwegia

Kompas.com - 25/02/2022, 18:51 WIB
Inang Sh ,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Wakil Ketua DPR RI bidang Koordinator Kesejahteraan Rakyat Korkesra Abdul Muhaimin Iskandar terus melakukan komunikasi dan konsolidasi demi memuluskan upaya pemberian Nobel Perdamaian Dunia untuk Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.

Paling anyar, pria yang akrab disapa Gus Muhaimin itu memohon bantuan Duta Besar (Dubes) Norwegia untuk Indonesia Rut Krüger Giverindan serta Sekretaris Kedua Elvind Ravig untuk memuluskan usulannya tersebut.

“NU dan Muhammadiyah ini kedua-duanya bergerak di bidang perdamaian dan kemanusiaan diawali dari lembaga pendidikan, dan dari lembaga pendidikan ini kemudian berkembang pesat dan kuat,” katanya.

Gus Muhaimin mengatakan itu saat membahas ulusan penobatan Nobel Perdamaian Dunia untuk NU dan Muhammadiyah di kantor Kedubes Norwegia, Komplek Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (25/2/2022).

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) juga menyatakan, kiprah NU dan Muhammadiyah dalam mewujudkan perdamaian tidak dilakukan di Indonesia saja, tetapi juga di beberapa negara lain.

Baca juga: Napak Tilas Kebakaran di Ponpes Miftahul Khairat, Gus Muhaimin Doakan para Korban Mati Syahid

“Kita semua paham bagaimana kiprah NU terhadap perdamaian di Palestina. Juga keterlibatan Muhammadiyah dalam perdamaian Filipina-Moro. Semoga hal-hal ini menjadi tertimbangan komite Nobel,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat.

Pascapertemuan, Gus Muhaimin berencana untuk bersilaturahmi ke NU dan Muhammadiyah untuk menyampaikan progres tersebut.

"Semoga menjadi pengingat. Jika tahun 2023 belum terkabul, saya akan perjuangkan pada tahun depannya, dan tahun depannya lagi. Terus sampai impian ini terwujud," tutur keponakan Presiden ke-IV Abdurrahman Wahid atau Gus Dur tersebut.

Adapun, pertemuan tersebut berlangsung hangat dan lancar. Niat Gus Muhaimin untuk mengapresiasi Muhammadiyah dan NU dipahami Rut mengingat pentingnya peran penyeimbang dari kedua lembaga tersebut di tengah-tengah beragamnya masyarakat Indonesia.

Rut menjelaskan, Komite Nobel yang ditunjuk parlemen Norwegia terdiri dari akademi, politisi, dan tokoh masyarakat.

Baca juga: Usul Pemilu Diundur, Muhaimin Dinilai Terapkan Strategi Buying Time

Dia pun menegaskan, independensi penobatan Nobel Perdamaian tidak diragukan lagi karena proses seleksi berjalan secara tertutup dan tidak menerima bentuk dialog dan masukan apa pun.

“Kami pastikan proses meneliti NU-Muhammadiyah nanti dilakukan secara detail dan sangat secretive oleh Noble Institute. Tiba-tiba sudah pengumuman," ujar perempuan yang hobi diving tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com