Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hoaks, Kemampuan Literasi, dan Kejenuhan Dinilai Jadi Kendala Utama Perubahan Perilaku Saat Pandemi

Kompas.com - 28/07/2021, 17:13 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Dokter Konsultan Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet, Andi Khomeini Takdir mengungkap tiga kendala yang menurutnya menjadi penghambat proses perubahan perilaku di masa pandemi Covid-19.

Pria yang akrab disapa Dokter Koko ini merupakan salah satu duta perubahan perilaku di Tanah Air.

"Hambatan yang saya temukan, dan juga barangkali ditemukan juga oleh duta-duta perubahan perilaku yang lain itu adalah, ada tiga klaster besar,” kata Dokter Koko dalam siaran YouTube FMB9ID_IKP, Rabu (28/7/2021).

Baca juga: UPDATE 28 Juli: Jawa Barat Sumbang Penambahan Kasus Harian Covid-19 Tertinggi

Menurut Koko, kendala pertama, yakni terkait pemberitaan yang mengandung hoaks.

Ia mengatakan, setidaknya ada lebih dari 1.000 berita hoaks yang beredar di masyarakat selama satu tahun ini.

"Kendala disinformasi, jadi berita hoaks itu PR banget. Jadi sampai hari ini, hoaks yang terkait dengan bidang kesehatan," ujar dia.

Kendala kedua, menurut dia, terkait kemampuan literasi masyarakat yang masih bervariasi.

Ia mengatakan keberagaman masyarakat dalam memahami informasi membuat informasi tersebut dimaknai dan mendapat berbagai respons yang berbeda.

 

Baca juga: BNPB: Donasi Kaus Oblong Bekas untuk Petugas Medis dan Relawan Hoaks

Maka, pemberian informasi dan edukasi yang benar terkait Covid-19 harus terus diberikan kepada masyarakat.

"Satu informasi diterima orang berbeda, tentu bisa jadi dimaknai berbeda dan mendapatkan respon yang berbeda juga," ucap dia.

Kendala terakhir, yakni terkait kejenuhan. Koko menyampaikan, harus diakui faktor kejenuhan ini muncul baik di kalangan tenaga kesehatan atau pun masyarakat.

Terlebih, semua elemen masyarakat sudah dilanda pandemi Covid-19 lebih dari 1 tahun lamanya.

Baca juga: Jadi Tersangka Penyebaran Hoaks Covid-19, Dokter Lois Tidak Ditahan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com