Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LaporCovid-19 Nilai Lonjakan Kasus Saat Ini akibat Pencegahan di Awal Pandemi Tak Efektif

Kompas.com - 05/07/2021, 20:54 WIB
Sania Mashabi,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Inisiator Platform LaporCovid-19 Irma Hidayana mengatakan kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia saat ini terjadi karena pemerintah tidak melakukan pencegahan dengan efektif di masa awal pandemi.

Menurut dia, pemerintah kerap menomorsatukan ekonomi ketimbang kesehatan publik.

"Saya tidak mengatakan bahwa pemerintah tak lakukan pencegahan, tapi pencegahan yang dilakukan pemerintah tak efektif," kata Irma dalam diskusi daring, Senin (5/7/2021).

Baca juga: Tertinggi Selama Pandemi, 127 Kematian Pasien Covid-19 dalam Sehari di Jakarta

"Penanganan kesehatan masyakat masih nomor dua dibanding kebijakan ekonomi. Kalau efektif, kita tidak akan sampai pada lonjakan seperti ini," lanjut dia.

Irma juga menilai saat ini pemerintah terlalu bersikeras dengan data nasional pasien konfirmasi positif Covid-19 yang tinggi.

Padahal, kata dia, angka tersebut tidak menggambarkna kondisi asli di lapangan karena jumlah testing Covid-19 di Indonesia masih terbilang sedikit.

Baca juga: TPU Selapang Hampir Penuh, Pemkot Tangerang Bakal Buka Pemakaman Baru Khusus Jenazah Covid-19

Selain masalah perbedaan data, lanjut Irma saat ini Indonesia juga mengalami masalah jumlah tenaga kesehatan yang kian berkurang karena banyak yang terpapar Covid-19.

Serta masalah rumah sakit dan fasilitas kesehatan yang penuh sehingga masyarakat sulit mendapatkan hak rawatan kesehatan.

"Saya kira permintaan maaf dan pengakuan atas pemerintah (atas kondisi) saat ini diperlukan selain solusi yang konkret memberikan bantuan apabila ada yang memerlukan oksigen, rumah sakit, isolasi mandiri, tolong dibantu," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com