Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Risiko Kritis Pasien Covid-19, IDI Imbau Warga Periksakan Kemungkinan Miliki Komorbid

Kompas.com - 10/03/2021, 16:54 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng Muhammad Faqih mengimbau masyarakat yang belum mengetahui status kesehatannya agar segera melakukan pemeriksaan atau screening status komorbid (penyakit penyerta).

Hal ini bertujuan mengantisipasi risiko kondisi kritis apabila terpapar Covid-19.

"Bagi masyarakat yang belum mengetahui status kesehatannya upayakan semaksimal mungkin skrining komorbid," ujar Daeng dalam konferensi pers evaluasi satu tahun pandemi Covid-19 yang digelar virtual pada Rabu (10/3/2021).

Baca juga: Komite Penanganan Covid-19: RI Tak Punya Kemampuan Lockdown Total

"Sebab kita semua membutuhkan percaya diri dan keyakinan bahwa tubuh kita mampu mengatasi dengan baik jika terinfeksi Covid-19," tuturnya.

Daeng melanjutkan, orang yang sehat dan bugar ketika terinfeksi virus corona biasanya mengalami kondisi yang cenderung tidak bergejala (asimptomatik) atau gejala ringan.

Sementara orang yang memiliki penyakit baik diketahui atau tidak, beresiko mengalami badai sitokin.

Kondisi ini berpotensi membawa individu ke fase berat hingga kritis dengan progesivitas yang kadang sulit ditebak.

"Kebugaran dan tidak stress merupakan kunci utama. Pastikan kondisi tubuh kita dalam keadaan sehat dan bugar, " kata Daeng.

"Bagi yang memiliki komorbid harus teratur berobat dan terkontrol," lanjutnya.

PB IDI juga mengingatkan masyarakat untuk menggunakan masker dengan benar.

Masker yang dipakai sebaiknya adalah masker yang melindungi memiliki lapisan anti virus yang benar dan ada ijin edar.

Baca juga: UPDATE: Bertambah 5.633, Kasus Covid-19 Indonesia Kini 1.398.578 Orang

Selain itu, PB IDI pun mengingatkan pentingnya menjaga sirkulasi udara di rumah, tempat usaha, perkantoran, sekolah, tempat ibadah dan sebagainya.

Sebab, ventilasi terbuka sangat penting untuk menghilangkan viral load di udara yang keluar dari orang -orang yang asimptomatik Covid-19.

"Jika ruangan tidak bisa membuka jendela, harus mengunakan pembersih udara (air purifier) yang dapat menyaring dan membunuh virus 99,9 persen. Sehingga kegiatan sekolah, kantor, tempat usaha dapat kembali aktif," tambah Daeng.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com