JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono memberi waktu sebulan kepada Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal) untuk mengungkap asal-usul seaglider yang ditemukan di perairan Selayar, Sulawesi Selatan.
"Saya beri waktu satu bulan Pak Kepala Pushidrosal untuk bisa menentukan atau membuka hasilnya biar ada kepastian," ujar Yudo dalam konferensi pers dikutip dari Kompas TV, Senin (4/1/2020).
Yudo mengatakan, dalam upaya mengungkap temuan tersebut, pihaknya juga mempersilakan Pushidrosal bekerja sama dengan kementerian dan lembaga terkait.
Di samping itu, eks Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I (Kogabwilhan I) ini mengungkapkan, bahwa seaglider sejauh ini hanya dimiliki sejumlah negara.
Baca juga: Seaglider di Selayar, KSAL: Tidak Ditemukan Tulisan Negara Pembuat
Antara lain, China, Amerika Serikat, Perancis, Kanada, hingga Jepang.
Akan tetapi, pihaknya hingga kini masih belum bisa menyimpulkan siapa pemilik seaglider yang ditemukan di perairan dalam negeri.
Terlebih, hal ini juga tidak ditemukan adanya tulisan sebagai penanda asal-muasal seaglider tersebut.
"Nanti akan kita cek dulu, kita enggak berani menyampaikan ini milik siapa, karena datanya enggak ada sama sekali," kata dia.
"Minimal ada sedikit saja tulisan bisa kita sampaikan, karena tidak ada tulisan sama sekali, karena dari awal saya sudah tanya, 'Apakah ada tulisan? enggak ada'. Makannya nanti setelah kita bongkar ini ketahuan miliknya siapa," imbuh Yudo.
Adapun seaglider yang ditemukan seorang nelayan di perairan Selayar, Kabupaten Kepulauan Selayar Selatan, Sulawesi Selatan tersebut terbuat dari bahan alumunium.
Benda ini memiliki kerangka dua sayap dengan diameter masing-masing berukuran 50 sentimeter.
Baca juga: KSAL: Seaglider Bukan untuk Kegiatan Mata-mata
Sementara, panjang bodi sendiri berukuran 225 sentimeter dan mempunyai antena sepanjang 93 senitemer.
Selain itu, di bagian bodi seaglider ini juga ditemukan instrumen mirip kamera.
Di media sosial, seaglider ini menjadi bahan perbincangan karena sempat dicurigai sebagai drone laut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.