Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Pemerintah Berhati-hati dalam Tetapkan Seseorang Positif Covid-19

Kompas.com - 12/03/2020, 23:17 WIB
Dani Prabowo,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Corona Achmad Yurianto mengungkap alasan pemerintah berhati-hati dalam menentukan seseorang positif mengidap Covid-19 atau tidak.

Menurut dia, pemerintah tak ingin mengakui jejak Amerika Serikat dalam menentukan status seseorang positif atau tidak hanya dengan menggunakan satu metode pengecekan.

Oleh karena itu, pemerintah melakukan pengecekan dengan dua metode yaitu genom sequencing dan polymerase chain reaction (PCR).

"Ini yang saya katakan hati-hati. Saya belum meyakini sampai menunggu genom sequencing," kata Yuri di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (12/3/2020).

Baca juga: Yurianto: Tak Hanya RS Pemerintah, RS Swasta Juga Berkapasitas Tangani Corona

Menurut dia, pengecekan dengan metode PCR dapat saja menentukan hasil positif, tetapi ketika dilakukan pengecekan dengan genom sequencing hasilnya negatif.

Oleh karena itu, untuk memastikan hasil positif, hasil tes keduanya harus positif.

Saat ini, ia menambahkan, ada 12 orang yang menyandang status sebagai pasien dalam pengawasan (PDP).

Mereka pun telah dikarantina sembari menjalani pengujian spesimen di laboratorium.

Baca juga: Cegah Penularan Virus Corona, DKI Kaji Izin Kegiatan yang Kumpulkan Orang Banyak

Dari 12 orang ini, ada yang baru datang dari luar negeri, ada pula yang diduga memiliki kontak dengan kasus sebelumnya yang telah diumumkan.

"Kepentingan kita, satu, bahwa yang bersangkutan sudah ada di rumah sakit. Kemudian, ada ruang waktu untuk membuktikan dengan genom sequencing untuk mengidentifikasi ke siapa kontak dekat dengan dia, sehingga ini paralel berjalan bersamaan," ujar dia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com